BABI
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pasangan mandul (infertil) adalah
pasangan yang telah kawin dan hidup harmonis serta telah berhubungan seks
selama satu tahun tetapi belum terjadi kehamilan.menurut statistik
kehamilan terjadi sekitar 80% pada tahun pertama,75% pada tahun kedua,50-60% pada tahun ketiga,pada tahun keempat turun menjadi sekitar
40-50% sedangkan pada tahun kelima lebih kecil, antara 25-30%.
Infertilitas masih menjadi masalah sebagian pasangan suami istri, hal ini dikarenakan kemungkinan untuk mendapatkan seorang anak masih kecil.Di Indonesia masih langka sekali dokter yang berminat dalam ilmu infertilitas.Faktor kurangnya pengetahuan tentang kesuburan dan infertil juga menjadi faktor penyebab masih tingginya angka infertilitas.Selain itu, faktor-faktor seperti kesehatan lingkungan, gizi,dan status ekonomi juga menjadi faktor yang mempengaruhi.
Infertilitas masih menjadi masalah sebagian pasangan suami istri, hal ini dikarenakan kemungkinan untuk mendapatkan seorang anak masih kecil.Di Indonesia masih langka sekali dokter yang berminat dalam ilmu infertilitas.Faktor kurangnya pengetahuan tentang kesuburan dan infertil juga menjadi faktor penyebab masih tingginya angka infertilitas.Selain itu, faktor-faktor seperti kesehatan lingkungan, gizi,dan status ekonomi juga menjadi faktor yang mempengaruhi.
Infertilitas merupakan
suatu permasalahan yang cukup lama dalam dunia kedokteran.Namun sampai saat ini
ilmu kedokteran baru berhasil menolong ± 50% pasangan infertililitas untuk
memperoleh anak. Di masyarakat kadang infertilitas di salah artikan sebagai
ketidakmampuan mutlak untuk memiliki anak atau ”kemandulan” pada kenyataannya
dibidang reproduksi, infertilitas diartikan sebagai kekurangmampuan pasangan
untuk menghasilkan keturunan, jadi bukanlah ketidakmampuan mutlak untuk
memiliki keturunan.
Menurut catatan WHO,
diketahui penyebab infertilitas pada perempuan di antaranya, adalah: faktor
Tuba fallopii (saluran telur) 36%, gangguan ovulasi 33%, endometriosis 30%, dan
hal lain yang tidak diketahui sekitar 26%.Hal ini berarti sebagian besar
masalah infertilitas pada perempuan disebabkan oleh gangguan pada organ
reproduksi atau karena gangguan proses ovulasi.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari
infertilitas?
2. Apa
faktor-faktor penyebab infertilitas?
3. Bagaimana
gejala dari infertilitas?
4. Bagaimana
pencegahan serta pengobatan infertilitas?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui
pengertian dari infertilitas.
2. Mengetahui
faktor-faktor penyebab infertilitas.
3.
Mengetahui gejala dari infertilitas.
4.
Mengetahui pencegahan serta pengobatan infertilitas.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1.DEFINISI
Infertilitas di defenisikan sebagai ketidakmampuan pasangan untuk mencapai kehamilan
setelah 1 tahun hubungan seksual tanpa pelindung (Keperawatan Medikal Bedah)
Infertilitas (pasangan
mandul) adalah pasangan suami istri yang telah menikah selama satu tahun dan
sudah melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan alat kontrasepsi, tetapi
belum memiliki anak.(Sarwono, 2000).
`Infertilitas adalah pasangan yang telah kawin dan hidup harmonis serta berusaha selama satu tahun tetapi belum hamil.(Manuaba, 1998).
Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk hamil dalam waktu satu tahun. Infertilitas primer bila pasutri tidak pernah hamil dan infertilitas sekunder bila istri pernah hamil. (Siswandi,2006).
Pasangan infertil adalah suatu kesatuan hasil interaksi biologik yang tidak menghasilkan kehamilan dan kelahiran bayi hidup.
Infertilitas ialah pasangan suami-istri belum mampu dan belum pernah memiliki anak setelah 1 tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.
`Infertilitas adalah pasangan yang telah kawin dan hidup harmonis serta berusaha selama satu tahun tetapi belum hamil.(Manuaba, 1998).
Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk hamil dalam waktu satu tahun. Infertilitas primer bila pasutri tidak pernah hamil dan infertilitas sekunder bila istri pernah hamil. (Siswandi,2006).
Pasangan infertil adalah suatu kesatuan hasil interaksi biologik yang tidak menghasilkan kehamilan dan kelahiran bayi hidup.
Infertilitas ialah pasangan suami-istri belum mampu dan belum pernah memiliki anak setelah 1 tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.
2.2. Infertilitas dibagi menjadi 2 jenis :
v Infertilitas
primer
berarti pasangan suami-istri belum mampu dan belum
pernah memiliki anak setelah 1 tahun berhubungan seksual
sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk
apapun(Djuwantono,2008).
v Infertilitas sekunder
Infertilitas sekunder berarti pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak sebelumnya, tetapi saat ini belum mampu memiliki anak lagi setelah 1 tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa menggunakan alat atau metode kontrasepsi dalam bentuk apapun.
Infertilitas sekunder berarti pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak sebelumnya, tetapi saat ini belum mampu memiliki anak lagi setelah 1 tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa menggunakan alat atau metode kontrasepsi dalam bentuk apapun.
Sebanyak 60%-70%
pasangan yang telah menikah akan memiliki anak pada tahun pertama pernikahan
mereka. Sebanyak 20% akan memiliki anak pada tahun ke-2 dari usia pernikahan.
Sebanyak 10-20% sisanya akan memiliki anak pada tahun ke-3 atau lebih atau
tidak akan pernah memiliki anak (Djuwantono,2008).
Walaupun pasangan suami-istri dianggap infertile,bukan tidak mungkin kondisi infertile sesungguhnya hanya dialami oleh sang suami atau sang istri. Hal tersebut dapat dipahami karena proses pembuahan yang berujung pada kehamilan dan lahirnya seorang manusia baru merupakan kerjasama antara suami dan istri. Kerjasama tersebut mengandung arti bahwa dua faktor yang harus dipenuhi adalah:
Walaupun pasangan suami-istri dianggap infertile,bukan tidak mungkin kondisi infertile sesungguhnya hanya dialami oleh sang suami atau sang istri. Hal tersebut dapat dipahami karena proses pembuahan yang berujung pada kehamilan dan lahirnya seorang manusia baru merupakan kerjasama antara suami dan istri. Kerjasama tersebut mengandung arti bahwa dua faktor yang harus dipenuhi adalah:
1. suami memiliki sistem dan fungsi
reproduksi yang sehat sehingga mampu menghasilkan dan menyalurkan sel kelamin
pria (spermatozoa) ke dalam organ reproduksi istri.
2. istri memiliki sistem dan fungsi
reproduksi yang sehat sehingga mampu menghasilkan sel kelamin wanita (sel telur
atau ovum) yang dapat dibuahi oleh spermatozoa dan memiliki rahim yang dapat
menjadi tempat perkembangan janin, embrio, hingga bayi berusia cukup bulan dan
dilahirkan.
Apabila salah satu dari dua faktor yang telah disebutkan tersebut tidak
dimiliki oleh pasangan suami-istri,pasangan tersebut tidak akan mampu memiliki
anak. Kondisi Reproduksi Wanita Kelainan terbanyak pada organ reproduksi wanita
penyebab infertilitas adalah endometriosis dan infeksi panggul, sedangkan
kelainan lainnya yang lebih jarang kejadiannya adalah mioma uteri, polip,
kista, dan saluran telur tersumbat (bisa satu atau dua yang tersumbat).
2.3. FAKTOR PENYEBAB INFERTILITAS
a. Penyebab Infertilitas pada perempuan (Istri) :
a. Faktor penyakit
1.Endometriosis
Endometriosis adalah jaringan endometrium yang semestinya berada di lapisan paling dalam rahim (lapisan endometrium) terletak dan tumbuh di tempat lain. Endometriosis bisa terletak di lapisan tengah dinding rahim (lapisan myometrium) yang disebut juga adenomyosis, atau bisa juga terletak di indung telur, saluran telur, atau bahkan dalam rongga perut. Gejala umum penyakit endometriosis adalah nyeri yang sangat pada daerah panggul terutama pada saat haid dan berhubungan intim, serta tentu saja infertilitas.
Endometriosis adalah jaringan endometrium yang semestinya berada di lapisan paling dalam rahim (lapisan endometrium) terletak dan tumbuh di tempat lain. Endometriosis bisa terletak di lapisan tengah dinding rahim (lapisan myometrium) yang disebut juga adenomyosis, atau bisa juga terletak di indung telur, saluran telur, atau bahkan dalam rongga perut. Gejala umum penyakit endometriosis adalah nyeri yang sangat pada daerah panggul terutama pada saat haid dan berhubungan intim, serta tentu saja infertilitas.
2.Infeksi Panggul
Infeksi panggul adalah suatu kumpulan penyakit pada saluran reproduksi wanita bagian atas, meliputi radang pada rahim, saluran telur, indung telur, atau dinding dalam panggul. Gejala umum infeksi panggul adalah: nyeri pada daerah pusar ke bawah (pada sisi kanan dan kiri), nyeri pada awal haid, mual, nyeri saat berkemih, demam, dan keputihan dengan cairan yang kental atau berbau. Infeksi panggul memburuk akibat haid, hubungan seksual, aktivitas fisik yang berat, pemeriksaan panggul, dan pemasangan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim, misalnya: spiral).
3.Mioma Uteri
Mioma uteri adalah tumor (tumor jinak) atau pembesaran jaringan otot yang ada di rahim.Tergantung dari lokasinya, mioma dapat terletak di lapisan luar, lapisan tengah, atau lapisan dalam rahim. Biasanya mioma uteri yang sering menimbulkan infertilitas adalah mioma uteri yang terletak di lapisan dalam (lapisan endometrium).
Mioma uteri biasanya tidak
bergejala. Mioma aktif saat wanita dalam usia reproduksi sehingga -saat
menopause- mioma uteri akan mengecil atau sembuh.
4. Polip
Polip adalah suatu jaringan yang membesar dan menjulur yang biasanya diakibatkan oleh mioma uteri yang membesar dan teremas-remas oleh kontraksi rahim. Polip dapat menjulur keluar ke vagina. Polip menyebabkan pertemuan sperma-sel telur dan lingkungan uterus terganggu, sehingga bakal janin akan susah tumbuh.
Polip adalah suatu jaringan yang membesar dan menjulur yang biasanya diakibatkan oleh mioma uteri yang membesar dan teremas-remas oleh kontraksi rahim. Polip dapat menjulur keluar ke vagina. Polip menyebabkan pertemuan sperma-sel telur dan lingkungan uterus terganggu, sehingga bakal janin akan susah tumbuh.
5. Kista
Kista adalah suatu kantong tertutup yang dilapisi oleh selaput (membran) yang tumbuh tidak normal di rongga maupun struktur tubuh manusia. Terdapat berbagai macam jenis kista, dan pengaruhnya yang berbeda terhadap kesuburan. Hal penting lainnya adalah mengenai ukuran kista. Tidak semua kista harus dioperasi mengingat ukuran juga menjadi standar untuk tindakan operasi. Jenis kista yang paling sering menyebabkan infertilitas adalah sindrom ovarium polikistik. Penyakit tersebut ditandai amenore (tidak haid), hirsutism (pertumbuhan rambut yang berlebihan, dapat terdistribusi normal maupun tidak normal), obesitas, infertilitasdan pembesaran indung telur. Penyakit ini disebabkan tidak seimbangnya hormon yang mempengaruhi reproduksi wanita.
Kista adalah suatu kantong tertutup yang dilapisi oleh selaput (membran) yang tumbuh tidak normal di rongga maupun struktur tubuh manusia. Terdapat berbagai macam jenis kista, dan pengaruhnya yang berbeda terhadap kesuburan. Hal penting lainnya adalah mengenai ukuran kista. Tidak semua kista harus dioperasi mengingat ukuran juga menjadi standar untuk tindakan operasi. Jenis kista yang paling sering menyebabkan infertilitas adalah sindrom ovarium polikistik. Penyakit tersebut ditandai amenore (tidak haid), hirsutism (pertumbuhan rambut yang berlebihan, dapat terdistribusi normal maupun tidak normal), obesitas, infertilitasdan pembesaran indung telur. Penyakit ini disebabkan tidak seimbangnya hormon yang mempengaruhi reproduksi wanita.
6.Saluran Telur yangTersumbat
Saluran telur yang tersumbat menyebabkan sperma tidak bisa bertemu dengan sel telur sehingga pembuahan tidak terjadi alias tidak terjadi kehamilan. Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui saluran telur yang tersumbat adalah dengan HSG (Hystero Salpingo Graphy), yaitu semacam pemeriksaan röntgen (sinar X) untuk melihat rahimdan saluran telur.
7.Sel Telur
Kelainan pada sel telur dapat mengakibatkan infertilitas yang umumnya merupakan manifestasi dari gangguan proses pelepasan sel telur (ovulasi).80% penyebab gangguan ovulasi adalah sindrom ovarium polikistik. Gangguan ovulasi biasanya direfleksikan dengan gangguan haid. Haid yang normal memiliki siklus antara 26-35 hari, dengan jumlah darah haid 80 cc dan lama haid antara 3-7 hari.
Kelainan pada sel telur dapat mengakibatkan infertilitas yang umumnya merupakan manifestasi dari gangguan proses pelepasan sel telur (ovulasi).80% penyebab gangguan ovulasi adalah sindrom ovarium polikistik. Gangguan ovulasi biasanya direfleksikan dengan gangguan haid. Haid yang normal memiliki siklus antara 26-35 hari, dengan jumlah darah haid 80 cc dan lama haid antara 3-7 hari.
b. Faktor fungsional
v Gangguan system hormonal wanita dan dapat
di sertai kelainan bawaan (immunologis)
Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka tubuh ibu memberikan reaksi sebagai respon terhadap benda asing. Reaksi ini dapat menyebabkan abortus spontan pada wanita hamil.
Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka tubuh ibu memberikan reaksi sebagai respon terhadap benda asing. Reaksi ini dapat menyebabkan abortus spontan pada wanita hamil.
v Gangguan pada
pelepasan sel telur (ovulasi)
Ovulasi atau proses pengeluaran sel telur dari ovarium terganggu jika terjadi gangguan hormonal. Salah satunya adalah polikistik. Gangguan ini diketahui sebagai salah satu penyebab utama kegagalan proses ovulasi yang normal. Ovarium polikistik disebabkan oleh kadar hormon androgen yang tinggi dalam darah. Kadar androgen yang berlebihan ini mengganggu hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone) dalam darah. Gangguan kadar hormon FSH ini akan mengkibatkan folikel sel telur tidak bisa berkembang dengan baik, sehingga pada gilirannya ovulasi juga akan terganggu.
Ovulasi atau proses pengeluaran sel telur dari ovarium terganggu jika terjadi gangguan hormonal. Salah satunya adalah polikistik. Gangguan ini diketahui sebagai salah satu penyebab utama kegagalan proses ovulasi yang normal. Ovarium polikistik disebabkan oleh kadar hormon androgen yang tinggi dalam darah. Kadar androgen yang berlebihan ini mengganggu hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone) dalam darah. Gangguan kadar hormon FSH ini akan mengkibatkan folikel sel telur tidak bisa berkembang dengan baik, sehingga pada gilirannya ovulasi juga akan terganggu.
v Gangguan
pada leher rahim, uterus (rahim) dan Tuba fallopi (saluran telur) Dalam keadaan
normal, pada leher rahim terdapat lendir yang dapat memperlancar perjalanan
sperma. Jika produksi lendir terganggu, maka perjalanan sperma akan terhambat.
Sedangkan jika dalam rahim, yang berperan adalah gerakan di dalamrahim yang
mendorong sperma bertemu dengan sel telur matang. Jika gerakan rahim terganggu,
(akibat kekurangan hormon prostaglandin) maka gerakan sperma melambat. Terakhir
adalah gangguan pada saluran telur. Di dalam saluran inilah sel telur bertemu
dengan sel sperma. Jika terjadi penyumbatan di dalam saluran telur, maka sperma
tidak bisa membuahi sel telur. Sumbatan tersebut biasanya disebabkan oleh
penyakit salpingitis, radang pada panggul (Pelvic Inflammatory Disease) atau
penyakit infeksi yang disebabkan oleh jamur klamidia. Kelainan pada
uterus, misalnya diakibatkan oleh malformasi uterus yang mengganggu pertumbuhan
fetus, mioma uteri dan adhesi uterus yang menyebabkan terjadinya gangguan
suplai darah untuk perkembangan fetus dan akhirnya terjadi abortus
berulang.Kelainan tuba falopii akibat infeksi yang mengakibatkan adhesi tuba
falopii dan terjadi obstruksi sehingga ovum dan sperma tidak dapat bertemu.
v Gangguan
implantasi hasil konsepsi dalam rahim.
Setelah sel telur dibuahi oleh sperma dan seterusnya berkembang menjadi embrio, selanjutnya terjadi proses nidasi (penempelan) pada endometrium. Perempuan yang memiliki kadar hormon progesteron rendah, cenderung mengalami gangguan pembuahan. Diduga hal ini disebabkan oleh antara lain karena struktur jaringan endometrium tidak dapat menghasilkan hormon progesteron yang memadai.
Setelah sel telur dibuahi oleh sperma dan seterusnya berkembang menjadi embrio, selanjutnya terjadi proses nidasi (penempelan) pada endometrium. Perempuan yang memiliki kadar hormon progesteron rendah, cenderung mengalami gangguan pembuahan. Diduga hal ini disebabkan oleh antara lain karena struktur jaringan endometrium tidak dapat menghasilkan hormon progesteron yang memadai.
b. Penyebab pada laki-laki (suami)
1.Kelainan pada alat kelamin
a. Hipospadia yaitu muara saluran kencing letaknya abnormal,antara lain pada permukaantestis.
b. Ejakulasi retrograd yaitu ejakulasi dimana air mani masuk kedalam kandung kemih.
c. Varikokel yaitu suatu keadaan dimana pembuluh darah menuju buah zakar terlalu besar,sehingga jumlah dan kemampuan gerak spermatozoa berkurang yang berartimengurangi kemampuannya untuk menimbulkan kehamilan.
a. Hipospadia yaitu muara saluran kencing letaknya abnormal,antara lain pada permukaantestis.
b. Ejakulasi retrograd yaitu ejakulasi dimana air mani masuk kedalam kandung kemih.
c. Varikokel yaitu suatu keadaan dimana pembuluh darah menuju buah zakar terlalu besar,sehingga jumlah dan kemampuan gerak spermatozoa berkurang yang berartimengurangi kemampuannya untuk menimbulkan kehamilan.
d. Testis tidak turun
dapat terjadi karena testis atrofi sehingga tidak turun
2. Kegagalan fungsional
a. Kemampuan ereksi kurang.
b.Kelainan pembentukan spermatozoa.
c. Gangguan pada sperma.
d..Gangguan di daerah sebelum testis (pretesticular)
Gangguan biasanya terjadi pada bagian otak, yaitu hipofisis yang bertugas mengeluarkan hormon FSH dan LH. Kedua hormon tersebut mempengaruhi testis dalam menghasilkan hormon testosteron, akibatnya produksi sperma dapat terganggu serta mempengaruhispermatogenesis dan keabnormalan semen. Terapi yang bisa dilakukan untuk peningkatan testosterone adalah dengan terapi hormon.
a. Kemampuan ereksi kurang.
b.Kelainan pembentukan spermatozoa.
c. Gangguan pada sperma.
d..Gangguan di daerah sebelum testis (pretesticular)
Gangguan biasanya terjadi pada bagian otak, yaitu hipofisis yang bertugas mengeluarkan hormon FSH dan LH. Kedua hormon tersebut mempengaruhi testis dalam menghasilkan hormon testosteron, akibatnya produksi sperma dapat terganggu serta mempengaruhispermatogenesis dan keabnormalan semen. Terapi yang bisa dilakukan untuk peningkatan testosterone adalah dengan terapi hormon.
e. Gangguan di daerah testis (testicular)
Kerja testis dapat terganggu bila terkena trauma pukulan, gangguan fisik, atau infeksi. Bisa juga terjadi, selama pubertas testis tidak berkembang dengan baik, sehingga produksi sperma menjadi terganggu. Dalam proses produksi, testis sebagai “pabrik” sperma membutuhkan suhu yang lebih dingin daripada suhu tubuh, yaitu 34–35 °C,sedangkan suhu tubuh normal 36,5–37,5 °C. Bila suhu tubuh terus-menerus naik 2–3 °Csaja, proses pembentukan sperma dapat terganggu.
Kerja testis dapat terganggu bila terkena trauma pukulan, gangguan fisik, atau infeksi. Bisa juga terjadi, selama pubertas testis tidak berkembang dengan baik, sehingga produksi sperma menjadi terganggu. Dalam proses produksi, testis sebagai “pabrik” sperma membutuhkan suhu yang lebih dingin daripada suhu tubuh, yaitu 34–35 °C,sedangkan suhu tubuh normal 36,5–37,5 °C. Bila suhu tubuh terus-menerus naik 2–3 °Csaja, proses pembentukan sperma dapat terganggu.
f. Gangguan di daerah
setelah testis (posttesticular)
Gangguan terjadi di saluran sperma sehingga sperma tidak dapat disalurkan
denganlancar, biasanya karena salurannya buntu. Penyebabnya bisa jadi bawaan
sejak lahir,terkena infeksi penyakit -seperti tuberkulosis (Tb)-, serta
vasektomi yang memangdisengaja.
g. Tidak adanya semen
g. Tidak adanya semen
Semen adalah cairan yang mengantarkan sperma dari penis menuju vagina. Bila
tidakada semen maka sperma tidak terangkut (tidak ada ejakulasi). Kondisi ini
biasanyadisebabkan penyakit atau? kecelakaan yang memengaruhi tulang belakang.
h. Kurangnya hormon testosterone
Kekurangan hormon ini dapat mempengaruhi kemampuan testis dalam
memproduksisperma.
c. Penyebab pada suami dan istri
a. Gangguan pada hubungan seksual
Kesalahan teknik sanggama dapat menyebabkan penetrasi tak sempurna ke
vagina,impotensi, ejakulasi prekoks, vaginismus, kegagalan ejakulasi, dan
kelainan anatomicseperti hipospadia, epispadia, penyakit Peyronie.
b. Faktor psikologis antara kedua
pasangan (suami dan istri)
1) Masalah tertekan karena sosial ekonomi
belum stabil
2) Masalah dalam
pendidikan.
3) Emosi karena didahului orang lain hamil
3) Emosi karena didahului orang lain hamil
2.4. PENCEGAHAN
INFERTILITAS
Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah :
a. Mengobati infeksi di organ ada berbagai jenis infeksi diketahui menyebabkan infertilitas seperti infeksi prostat, testis / buah zakar, maupun saluran sperma.
b. Menghindari rokok karena rokok mengandung zat-zat yang dapat meracuni pertumbuhan, jumlah dan kualitas sperma.
c. Menghindari alkohol dan zat adiktif.
a. Mengobati infeksi di organ ada berbagai jenis infeksi diketahui menyebabkan infertilitas seperti infeksi prostat, testis / buah zakar, maupun saluran sperma.
b. Menghindari rokok karena rokok mengandung zat-zat yang dapat meracuni pertumbuhan, jumlah dan kualitas sperma.
c. Menghindari alkohol dan zat adiktif.
Alkohol dalam
jumlah banyak dihubungkan dengan rendahnya kadar hormon testosteroneyang tentu
akan mengganggu pertumbuhan sperma. Ganja /mariyuana juga dikenal sebagai
salah satu penyebab gangguan pertumbuhan sperma.
d.Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti, perbaikan nutrisi, tidakmembiasakan penggunaan celana yang panas dan ketat.
d.Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti, perbaikan nutrisi, tidakmembiasakan penggunaan celana yang panas dan ketat.
2.5. PENGOBATAN INFERTILITAS
Adapun pengobatan dalam infertilitas antara lain:
1. Pemberian antibiotik
Pemberian antibiotik diberikan pada pria yang memiliki gangguan infeksi traktus genitalisyang menyumbat vas deferens atau merusak jaringan testis.
2. Pembedahan
1. Pemberian antibiotik
Pemberian antibiotik diberikan pada pria yang memiliki gangguan infeksi traktus genitalisyang menyumbat vas deferens atau merusak jaringan testis.
2. Pembedahan
Tindakan pembedahan dapat
dilakukan pada pasien mioma dan tuba yang tersumbat.Tindakan pembedahan ini
akan meninggalkan parut yang dapat meyumbat atau menekuk tuba
sehingga akhirnya memerlukan pembedahan untuk mengatasinya.
3. Terapi
Terapi dapat dilakukan pada penderita endometriosis. Terapi endometriosis terdiri darimenunggu sampai terjadi kehamilan sendiri, pengobatan hormonal,atau pembedahankonservatif.
4. Tindakan pembedahan /operasi Varikokel.
Tindakan yang saat ini dianggap paling tepat adalah dengan operasi berupa pengikatan pembuluh darah yang melebar (varikokel) tersebut. Suatu penelitian dengan pembanding menunjukkan keberhasilan tindakan pada 66 % penderita berupa peningkatan jumlah spermadan kehamilan, dibandingkan dengan hanya 10 % pada kelompok yang tidak dioperasi.
5. Memberikan suplemen vitamin
3. Terapi
Terapi dapat dilakukan pada penderita endometriosis. Terapi endometriosis terdiri darimenunggu sampai terjadi kehamilan sendiri, pengobatan hormonal,atau pembedahankonservatif.
4. Tindakan pembedahan /operasi Varikokel.
Tindakan yang saat ini dianggap paling tepat adalah dengan operasi berupa pengikatan pembuluh darah yang melebar (varikokel) tersebut. Suatu penelitian dengan pembanding menunjukkan keberhasilan tindakan pada 66 % penderita berupa peningkatan jumlah spermadan kehamilan, dibandingkan dengan hanya 10 % pada kelompok yang tidak dioperasi.
5. Memberikan suplemen vitamin
Infertilitas
yang tidak diketahui penyebabnya merupakan masalah bermakna karena meliputi20 %
penderita. Penanggulangannya berupa pemberian beberapa macam obat, yang
daripengalaman berhasil menaikkan jumlah dan kualitas sperma. Usaha menemukan
penyebab di tingkat kromosom dan keberhasilan manipulasi genetik tampaknya
menjadi titik harapandi masa datang.
6. Tindakan operasi pada penyumbatan di saluran sperma
Bila sumbatan tidak begitu parah, dengan
bantuan mikroskop dapat diusahakan koreksinya.Pada operasi yang sama, dapat
juga dipastikan ada atau tidaknya produksi sperma di buahzakar.
7. Menghentikan obat-obatan yang diduga menyebabkan gangguan sperma.
7. Menghentikan obat-obatan yang diduga menyebabkan gangguan sperma.
Dalam hal
ini adalah inseminasi intra uterin dan program bayi tabung. Tindakan
inseminasidilakukan apabila ada masalah jumlah sperma yang sangat sedikit atau
akibat masalahantobodi di mulut rahim. Pria dengan jumlah sperma hanya 5-10
juta/cc (dari normal 20 juta)dapat mencoba inseminasi buatan.
2.6. PERAN BIDAN
Bidan sebaiknya
memberikan konseling kepada para pasangan yang mengalami infertil yang
melakukan bayi tabung bahwa bayi hasil bayi tabung berbeda dengan orang lain.
Oleh karena itu peran orang tua sangat berperan penting dalam membangun sikap
positif pada anak agar anak tidak merasa dibedakan dari orang lain yang lahir
secara nrmal.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Infertilitas adalah suatu kondisi dimana pasangan suami istri belum mampu
memiliki anak walaupun telah melakukan hubungan seksual sebanyak 2-3kali dalam
seminggu dalam kurun waktu 1 tahun tanpa menggunakan kontrasepsi.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pasangan suami istri dianggap infertil apabila memenuhi syarat :
1. Pasangan suami istri berkeinginan untuk memiliki anak.
2. Selama 1 tahun atau lebih berhubungan seks, istri belum mendapat kehamilan.
3. Frekuensi hubungan seks minimal 2-3 kali dalam setiap minggunya.
4. Istri maupun suami tidak pernah menggunakan alat atau metode kontrasepsi, baik kondom, obat-obatan, dan alat lain yang berfungsi untuk mencegah kehamilan.
3.2. SARAN
Kepada para pasangan usia subur hendaknya memeriksakan secara rutin alat reproduksinya agar jika terjadi masalah dapat dideteksi dengan cepat.Kepada tenaga kesehatan hendaknya mampu memberikan konseling tentang kesehatan reproduksi kepada pasanagan usia subur (PUS).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pasangan suami istri dianggap infertil apabila memenuhi syarat :
1. Pasangan suami istri berkeinginan untuk memiliki anak.
2. Selama 1 tahun atau lebih berhubungan seks, istri belum mendapat kehamilan.
3. Frekuensi hubungan seks minimal 2-3 kali dalam setiap minggunya.
4. Istri maupun suami tidak pernah menggunakan alat atau metode kontrasepsi, baik kondom, obat-obatan, dan alat lain yang berfungsi untuk mencegah kehamilan.
3.2. SARAN
Kepada para pasangan usia subur hendaknya memeriksakan secara rutin alat reproduksinya agar jika terjadi masalah dapat dideteksi dengan cepat.Kepada tenaga kesehatan hendaknya mampu memberikan konseling tentang kesehatan reproduksi kepada pasanagan usia subur (PUS).
DAFTAR PUSTAKA
http://yoe-tse.blogspot.com/2011/03/makalah-infertilitas.html
Prawirohardjo,Sarwono.2009.ILMU KEBIDANAN : Jakarta.PT Pustaka
Prawirohardjo,Sarwono.2009.ILMU KEBIDANAN : Jakarta.PT Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar