STANDAR 13 : PERAWATAN BAYI BARU LAHIR
TUJUAN
Menilai kondisi bayi baru lahir dan
membantu dimualinya pernafasan serta mencegah hipotermi, hipoglikemia, dan
infeksi
PERNYATAAN STANDAR
Bidan memeriksa dan menilai bayi baru
lahir untuk memastikan pernafasan spontan, mencegah asfiksia, menentukan
kelainan, dan melakukan tindakan atau merujuk sesuai dengan kebutuhan. Bidan
juga harus mencegah atau menangani hipotermi, dan mencegah hipoglikemia, serta
infeksi.
HASIL
·
Bayi
baru lahir menerima perawatan dengan segera dan tepat
·
Bayi
baru lahir mendapatkan perawatan yang tepat untuk dapat memulai pernafasan
dengan baik
·
Penurunan
kejadian hipotermia, asfeksia, infeksi, dan hipoglikemia pada bayi baru lahir
·
Penurunan
terjadinya kematian bayi baru lahir
PRASYARAT
1. Bidan
sudah dilatih dengan tepat dan terampil untuk mendampingi persalinan dan
memberikan perawatan bayi baru lahir dengan segera
2. Bidan
sudah terlatih dan terampil untuk :
2.1 memeriksa
dan menilai bayi baru lahir dengan menggunakan skor apgar
2.2 menolong
bayi untuk memulai terjadinya pernapasan dan melakukan resusitasi bay baru
lahir
2.3 mengenal
tanda-tanda hipotermi dan dapat melakukan tindakan yang tepat untuk mencegah
dan menangani hipotermi
2.4 pencegahan
infeksi pada bayi baru lahir
2.5 mengenal
tanda-tanda hipoglikemia dan melakukan penatalaksanaan yang tepat jika
hipoglikemia terjadi
3. tersedianya
perlengkapan dan peralatan untuk perawatan
yang bersih dan aman bagi bayi baru lahir, seperti air bersih, sabun dan
handuk yang bersih, dua handuk/ kain hangat yang bersih ( satu untuk
mengeringkan, yang lain untuk menyelimuti bayi ), gunting steril/ DTT untuk
memotong tali pust, 2 klem steril/ DTT, benang steril/ DTT ( atau klem _ untuk
mengikat tali pusat, sarung tangan bersih / DTT, thermometer bersih/ DTT, bola
karet penghisap atau penghisap DeLee yang di DTT, timbanagn bayi dan pita
pengukur yang bersih
4. obat
salep mata : tetrasiklin 1% atau eritromisin 0,5%
5. kartu
ibu, kartu bayi, dan buku KIA
6. Sistem
rujukan untuk perawatan kegawatdaruratan bayi baru lahir yang efektif
PROSES
Bidan harus :
1. Selalu
mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan bersih/ DTT sebelum menangani bayi
baru lahir
2. Memastikan
bahwa suhu ruangan hangat ( ruangan harus hangat untuk mencegah hipotermi pada
bayi baru lahir )
3. Segera
setelah lahir, nilai keadaan bayi, letakkan di perut ibu, dan segera keringkan
bayi dengan handuk bersih yang hangat setelah bayi kering, selimuti bayi
termasuk bagian kepalanya dengan handuk baru yang bersih dan hangat> riset
membuktikan bahwa 90% bayi baru lahirmengalami perubahan dari kehidupan
intrauterine menjadi ekstrauterine dengan pengeringan dan stimulasi.
Penghisapan lender rutin tidak perlu perlu dan mungkin membahayakan )
4. Segera
menilai bayi utnuk memastikan bahwa bayi bernafas/ menangis sebelum menit
pertama nilai APGAR, jika bayi tidak menangis atau tidak bernafas spontan,
hisap mulut dan hidung bayi secara hati-hati menggunakanbola karet pengisap
atau penghisap DeLee yang di DTT
5. Jika
bayi mengalami kesulitan memulai pernafassan walaupun sudah dilakukan
pengeringan, stimulasi atau penghisapan lender dengan hati-hati, mulai lalukan
resusitasi bayi baru lahir untuk menanganii asfiksia ( lihat standar 24 )
6. Jika
bayi menangis/ bernafas, lakukan pemeriksaan APGAR pada menit pertama setelah
lahir
7. Minta
ibu memegang bayinya. Tali pusat diklem di dua tempat menggunakan klem steril/
DTT
8. Pasang
benang/ klem tali pusat
9. Bayi
harus tetap diselimui dengan baik, anjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan
segera mulai menyusui. ( riset menunjukkna pemberian ASI dini penting untuk
keberhasilan awal pemberian ASI. Kontak kulit ibu dan bayi juga merupakan cara
yang baik untuk menjaga pengaturan suhu tubuh bayi pada saat lahir. Pastikan,
jika bayi tidak didekap oleh ibunya, selimut ibayi dengan handuk yang bersih
dan hangat. Tutupi kepala bayi dengan baik untuk mencegah kehilangan panas )
10. Sesudah
5 menit lakukan penilaian terhadap keadaan bayi secara umum dengan menggunakan
skor APGAR
Skor
APGAR
|
0
|
1
|
2
|
Warna
|
Biru/
pucat
|
Tubuh
merah jambu, ekstremitas kebiruan
|
Seluruh
tubuh kemerahan
|
DJJ
|
Tidak
ada
|
<100
x/ menit
|
>100
x/ menit
|
Refleks
|
Tdak
ada
|
Menyeringai
|
Bersin,
batu, menarik kaki
|
Aktivitas
|
Tidak
ada/ lemas
|
Sedikit
fleksi
|
Gerak
aktif
|
pernapasan
|
Tidak
ada
|
Lemah
dan tidak teratur/ menangis lemah
|
Menangis
kuat, pernafasan kuat dan teratur
|
11. Jika
kondisi bayi stabil, lakukan pemeriksaan bayi setelah plasenta lahri dan
kondisi ibu stabil
12. Periksa
tanda vital bayi. Ukur suhunya dengan menggunakan thermometer yang diletakkan
di ketiak ( janganmemasukkan thermometer dalam anus bayi, hal ini merupakan
prosedur yang tidak perlu dan dapat membahayakan bayi ). Bila suhu bayi <36
C atau jika tubuh atau kaki bayi teraba dingin, maka segera lakukan
penghangatan tubuh bayi seperti pada “ penangaan hipotermi”. Amati suhu bayi
setiap jam sampai suhunya normal dan stabil
13. Periksa
bayi dari kepala sampai ujung kaki untuk mencari kemungkinan adanya kelainan.
Periksa anus dan daerah kemaluan. Lakukan pemeriksaan ini dengan cepat agar
bayi tidak kedinginan. Ibu hendaknya menyaksika pemeriksaan tersebut
14. Timbang
bayi dan ukur panjangnya. Lakukan dengan cepat agar bayi tidak mengalami
hipotermi
15. Tetap
selimuti bayi pada saat ditimbang, meletakkan bayi pada timbangan yang dingin
akan menyebabkan kehilangan panas. Berat yang tercatat kemudian dpat
disesuaikan dengan mengurangi jumlah berat handuk/ kain tersebut
16. Setelah
memeriksa dan mengukur bayi, selimuti dengan baik, pastikan bahwa kepala bayi
tertutup dan berikan bayi kembali untuk dipeluk ibu. Hal in merupakan cara yang
sangat baik untuk mencegah hipotermi
17. Cuci
tangan lagi dengan sabun, air, dan handuk yang bersih. Dalam waktu satu jam
setelah kelahiran, berikan salep/ obat tetes mata pada mata bayi baru lahir,
untuk mencegah oftalmia neonatorum : salep mata tetrasikilin 1%, lautan perak
1%, atau eritromisin 1%. Biarkan obatnya tetap di mata bayi, jangan dibersihkan
salep/ obat tets mata yang berada di sekitar mata
18. Jika
bayi belum diberi ASI, bantu ibu untuk mulai menyusui. ( riset menunjukkna
bahwa memulai pemberian ASI dalam waktu 1 jam pertama ketelah kelahiran adalah
penting untuk keberhasilan awal pemberian ASI. Kolostrum, ASI pertama, penting
karena mengandung zat kekebalan untukpencegahan infeksi dan penyakit pada bayi
baru lahir. Pemberian ASI dini akan mencegah/ menangani hipoglikemia pada bayi
baru lahir
19. Hindari
pemberian susu formula pada bayi baru lahir, hal ini tidak perlu dan mungkin
membahayakan
20. Tunggu
6 jam, atau lebih, setelah kelahiran bayi, sebelum memandikannya, tunggu lebih
lama jika bayi mengalami kesulitan mempertahankan suhu tbuhny atau mengalami
asfiksia pada saat lahir : periksa suhu tubhbayi sebelum memandikannya, suhu
tubuh bayi baru lahir harus antara 36-37 C. Gunakan air hangat untuk memandikan
bayi dan pastikan ruangan hangat. Memandikan bayi dengan cepat dan segera keringkan
bayi dengan handuk bersih, hangat, dan kering untuk mencegah kehilangan panas
tubuh yang berlebihan
21. Kenakan
baju yang bersih dan selimuti bayi dengan handuk/ kain yang hangat dan bersih
22. Periksa
apakah bayi baru lahir mengeluarkan urine dan meconium dalam 24 jam pertama
kehidupannya., catat waktu pengeluaran urine dan meconium. Mintalah ibu
memperhatikannya bila persalinan berlangsung di rumah. Bila dalam 24 jam bayi
tiak mengeluarkan urine dan meconium, segera rujuk ke rumah sakit
23. Lakukan
pencatatan semua temuan dan perawatan yang diberikan dengan cermat dan lengkap
dalam partograf, Karu Ibu dan Kartu Bayi
24. Rujuk
segera ke puskesmas atau rumah sakit yang tepat jika ditemukan kelainan dari
normal
Membersihkan dan merawat tali pusat merupakan salah satu bagian dari perawatan bayi baru lahir yang dirasa cukup menakutkan bagi Bunda. Bunda tidak perlu takut, karena ternyata, merawat tali pusat pada bayi yang baru lahir tidak terlalu sulit. Bunda hanya perlu memastikan bahwa tali pusat si jabang bayi berada pada kondisi bersih dan kering. Dan tang terpenting adalah Bunda harus selalu mencuci tangan terlebih dahulu sebelum menyentuh atau pun melakukan perawatan tali pusat pada bayi.
BalasHapus