BAB I
PENDAHULUAN
-
1.1 Latar
Belakang
Keluarga berencana
(KB) adalah program nasional yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan,
kesejahteraan ibu, anak dan keluarga khususnya, serta bangsa pada umumnya.
Salah satunya dengan cara membatasi dan menjarangkan kehamilan. Masalah yang akan
dihadapi oleh keluarga yang memiliki anak dalam jumlah banyak terutama disertai
tidak diaturnya jarak kelahiran adalah peningkatan risiko terjadinya pendarahan
ibu hamil pada trimester ketiga, angka kematian bayi meningkat, ibu tidak
memiliki waktu yang cukup untuk merawat diri dan anaknya, serta terganggunya
proses perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan kurang gizi, berat
badan lahir rendah (BBLR) dan lahir premature.
Berdasarkan Human
Development Report tahun 2011 masih rendahnya angka cakupan KB jangka
panjang dikarenakan masih sangat rendahnya tingkat pengetahuan PUS tentang
metode kontrasepsi jangka panjang. Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2006-2007 menunjukkan wanita kawin yang mengetahui metode Mini Operasi
Wanita (MOW) sebesar 63 persen dan metode Mini Operasi Pria (MOP) sebesar 39
persen, sedangkan pria kawin yang mengetahui metode MOW 44 persen dan MOP
sebesar 31 persen. Bandingkan dengan pengetahuan mereka tentang metode kontrasepsi
modern lainnya seperti Pil, Suntik, IUD, dan kondom yang sudah mencapai
rata-rata diatas 80 persen.
1.2. Tujuan
1.2.1. Mengetahui konsep dasar PDCA.
1.2.2. Mengetahui cara sosialisasi menggunakan konsep PDCA.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar PDCA
Proyek peningkatan
mutu dimulai dengan melakukan observasi, wawancara dan melihat data sekunder.
Metode yang digunakan dalam proyek peningkatan mutu ini adalah metode Plan,
Do, Check, and Action(PDCA cycle) yang didasari atas masalah
yang dihadapi (problem-faced) ke arah penyelesaian masalah (problem
solving).
Konsep PDCA cycle pertama
kali diperkenalkan oleh Walter Shewhart pada tahun 1930 yang disebut dengan “Shewhart
cycle“. Selanjutnya konsep ini dikembangkan oleh Dr. Walter Edwards Deming
yang kemudian dikenal dengan ” The Deming Wheel”. PDCA cycle berguna
sebagai pola kerja dalam perbaikan suatu proses atau sistem.
Ada beberapa tahap
yang dilakukan dalam PDCA cycle, yaitu:
1) Perencanaan ( Plan )
Merencanakan
perbaikan dan pengumpulan data secara berkesinambungan.
a) Apa yang diperbaiki?
b) Siapa yang terlibat?
c) Kapan dilaksanakan?
d) Dimana dilaksanakan?
e) Bagaimana caranya?
f) Ke arah mana goalnya?
2) Pelaksanaan ( Do )
Melaksanakan
perubahan berdasarkan rencana yang ditetapkan.
a) Siapa yang
melaksanakan perubahan?
b) Kapan dilaksanakan
perubahan?
c) Sarana apa saja yang
dibutuhkan?
d) Bagaimana mekanisme
pelaksanaan?
e) Lokasi mana sebagai
uji coba?
3) Pemeriksaan ( Check )
Mengamati
pengaruh peubahan.
a) Apa pelaksanaan telah
sesuai rencana?
b) Apakah proses
perubahan perlu perbaikan ditinjau dari klien?
c) Factor apa yang
mendukung?
d) Factor apa yang
menghambat?
e) Perubahan dari sisi
mutu pelayanan.
4) Perbaikan (Action)
Bertindak berdasarkan
hasil evaluasi dan lanjutan perbaikan proses.
a)
Mmeihat hasil dari check.
b)
Menetapkan mekanisme perubahan.
c)
Menentukan protap terkini.
d)
Menentukan sasaran perubahan.
e)
Advokasi perubahan.
f)
Penilaian berkelanjutan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Plan (Perencanaan)
1) Judul rencana
Kegiatan Peningkatan
Mutu Sosialisasi KB-MKJP Di Puskesmas Kasih Sempurna.
2) Rumusan pernyataan dan uraian masalah
Kasih Sempurna memiliki beberapa program,
salah satu diantaranya adalah program KIA-KB. Program KIA-KB ini memiliki satu
orang petugas yang bertanggung jawab. Dalam program KB ini memiliki beberapa
elemen kegiatan diantaranya memberikan penerangan kepada PUS mengenai manfaat
KB, sehingga diharapkan dapat meningkatkan angka cakupan akseptor KB. Tapi di
Puskesmas Kasih Sempurna sendiri angka cakupan ini belum mencapai target yakni
hanya 30 %. Hal ini disebabkan kurangnya sosialisasi tentang KB itu sendiri.
Dapat dilihat dari kurangnya media informasi yang tersedia seperti tidak adanya
poster, folder dan kegiatan penyuluhan-penyuluhan tentang KB ini.
3) Rumusan tujuan
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kasih
Sempurna tahun 2014 sebanyak 81.689 orang yang terdiri dari pria 48.191 orang
dan wanita 33.498 dengan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 17.822
orang. Dari semua PUS yang ada, akseptor KB aktif sebanyak 14.595 orang.
Akseptor baru KB sebanyak 1.388 orang (63,17%) dari target 2.197 orang, target
KB 71,02% (1.260 orang) dari 1.774 orang. Akseptor baru pria sebanyak 60 orang
(4,32%) dari 2.197 orang akseptor baru.
4) Uraian kegiatan
1. Observasi
2. Wawancara dengan
Kepala Puskesmas serta staff yang bertanggung jawab terhadap bagian atau program KB di Puskemas Kasih
Sempurna.
3. Data sekunder
mengenai laporan evaluasi program Puskesmas Kasih Sempurna tahun 2014,
khususnya mengenai program KIA-KB.
Dari data-data tersebut teridentifikasikan
beberapa masalah, yaitu :
Tabel
3.1 Identifikasi Masalah
No
|
Aspek yang dinilai
|
Masalah
|
Metode identifikasi masalah
|
1
|
PROMKES
1. Pembinaan peran
serta masyarakat
2. Penyuluhan Kesehatan
|
1. Kader
posyandu yang aktif masih rendah
2. Penyuluhan luar gedung tidak tercapai
target
|
1. Wawancara dengan
ka program promkes mengatakan bahwa kader memiliki kesibukan lain di luar
posyandu
Data sekunder: Dari
511 kader yang dilatih hanya 446 kader yang aktif diposyandu (87% ) (data
tahun 2014)
2. Data sekunder:
Dari 757 kali penyuluhan yang ditargetkan hanya 704 kali yang
terealisasi (data tahun 2014)
|
2
|
KESLING
1. Klinik sanitasi
|
Alur rujukan dari
bagian Poli tidak berjalan dengan baik.
|
Wawancara dengan kepala
program Kesling, mengatakan bahwa jumlah petugas pemeriksa yang masih kurang
Data sekunder :
angka kunjungan yang sangat rendah, dalam bulan Juni 0
|
3
|
KIA/KB
1. Keluarga Berencana
2. Ante Natal Care
|
1. Sosialisasi KB MKJP masih kurang.
2. Belum optimalnya ANC dengan standar 7 T
|
Wawancara:
Tidaknya jadwal khusus penyuluhan mengenai KB.
Observasi:
Tidak tersedianya media informasi mengenai
KB.
Observasi:
Tidak dilakukan 2 pemeriksaan yang termasuk ke dalam 7T ANC,
yaitu: test PMS dan temuwicara
|
4
|
P2P
1.
Surveilance
2.
Epidemiologi
3.
Imunisasi
|
Angka penemuan
BTA (+) masih rendah
Cakupan imunisasi HB-0 (hepatitis) masih
rendah
|
Data sekunder:
Dari 1370 target BTA
pada tahun 2014 hanya 63 kasus yang tercatat BTA (+)
Observasi:
1. Cara penemuan kasus baru hanya menunggu
pasien datang berobat ke Puskesmas, kurangnya tenaga kerja
2. Wawancara dengan PJ program Imunisasi
3. Kurangnya jumlah vaksin yang tersedia.
Data sekunder:
Dari 90% target cakupan imunisasi HB-0 pada tahun 2014, hanya
tercapai 40%
|
5
|
PENGOBATAN
Pengobatan dasar
|
Pengobatan rasional
kurang berjalan
|
Observasi :
- Peresepan tidak selalu dilakukan oleh
dokter
- Adanya perubahan resep oleh petugas
apotek
- Pemberian antibiotik hanya untuk 3 hari
|
6
|
PENINGKATAN GIZI
Konseling gizi
|
- Angka kunjungan
yang sangat rendah
- Alur rujukan dari bagian Poli tidak
berjalan dengan baik
|
Observasi :
Jumlah kunjungan
konseling gizi dalam 1 minggu adalah 0
Wawancara dengan PJ
Gizi :
- Rendahnya angka
kunjungan ulang
- Kurangnya rujukan
pasien dari unit pelayanan oleh dokter yang bersangkutan.
Data sekunder:
Jumlah kunjungan
pasien pada bulan Maret: 6 orang, sedangkan jumlah kunjungan pada bulan April
berjumlah 9 orang
|
5) Waktu
Keterangan:
a)
Menyebarkan kuesioner awal untuk menilai tingkat pengetahuan
para pengunjung KIA-KB terhadap KB dari tanggal 5 Juni-5 Juli 2014.
b)
Menyebarkan folder mengenai KB kepada pengunjung poli KIA-KB,
pengunjung puskesmas secara umum dan PUS di posyandu dari tanggal 12 Juni-5
Juli 2014.
c)
Melakukan konseling tentang manfaat dan keuntungan KB pada para
pengunjung poli KIA-KB dari tanggal 2 Juni-5 Juli 2014.
d)
Menyediakan poster tentang KB di Puskesmas Kasih Sempurna pada
tanggal 18 Juni 2014
e)
Mengadakan penyuluhan mengenai manfaat dan keuntungan KB di Ruang
tunggu puskesmas Kasih Sempurna pada tanggal 20 Juni 2014.
6) Pelaksanaan
Bidan Fiyanti :
Membuat dan membagikan kuisioner
Bidan Lailatul :
Memberikan konseling & penyuluhan
Bidan Putri : Membuat poster dan folder
Kader
: Membagikan kuisioner, mencari sasaran
penyuluhan
7) Biaya
Jumlah biaya yang
diperlukan + 1.500.000,-
a. Pembuatan poster
= 100.000,-
b. Biaya
kader
: 50.000 x
5 = 250.000
c. Konsumsi
: 5.000 x 200.000
= 1.000.000
d. foto copy
: 100.000
JUMLAH
: 1.450.000,-
3.2 Do
(Pelaksanaan)
Implementasi yang dilakukan dalam proyek
peningkatan mutu sosialisasi metoda kontrasepsi jangka panjang di Puskesmas Kasih
Sempurna ini adalah :
1. Menyebarkan kuesioner
awal untuk menilai tingkat pengetahuan para pengunjung KIA-KB terhadap KB dari
tanggal 5 Juni-5 Juli 2014. Hasil kuesiner awal menunjukkan tingkat pengetahuan
pengunjung tentang KB kurang yaitu 70%.
Hasil Kuesioner Awal
No
|
Penilaian
|
Range
|
Persentase (%)
|
1
2
3
|
Baik
Sedang
Kurang
|
68-100
34-67
0-33
|
20%
10%
70%
|
Total
|
100
|
2.
Menyebarkan folder mengenai KB kepada pengunjung poli KIA-KB,
pengunjung puskesmas secara umum dan PUS di posyandu dari tanggal 12 Juni-5
Juli 2014.
3.
Melakukan konseling tentang manfaat dan keuntungan KB pada para
pengunjung poli KIA-KB dari tanggal 2 Juni-5 Juli 2014.
4.
Menyediakan poster tentang KB di Puskesmas Kasih Sempurna pada
tanggal 18 Juni 2014.
5.
Mengadakan penyuluhan mengenai manfaat dan keuntungan KB di
Ruang tunggu puskesmas Kasih Sempurna pada tanggal 20 Juni 2014.
6.
Rekomendasi kepada Kepala Puskesmas untuk menambah petugas dan
dana untuk pelaksanaan sosialisasi KB di Puskesmas Kasih Sempurna.
7.
Rekomendasi kepada pemegang program KB untuk melanjutkan
kegiatan sosialisasi ini
3.3 Check (Pemeriksaan)
Evaluasi yang dilakukan dalam proyek
peningkatan mutu sosialisasi metoda kontrasepsi jangka panjang di Puskesmas Kasih
Sempurna ini adalah :
1.
Tahap evaluasi ini mulai dilaksanakan dari tanggal 7-13 Juli
dengan memberikan kuesioner akhir pada PUS pengunjung ke Puskesmas Kasih
Sempurna, terutama pengunjung poli KB, dan PUS yang akan melakukan MOW di rumah
sakit PMC. Setelah dilaksanakannya penyuluhan, konseling dan penyediaan media
informasi. Kemudian dilakukan pembagian kuesioner akhir kepada PUS pengunjung
di Puskesmas Kasih Sempurna. Hasil kuesioner akhir menunjukkan bahwa tingkat
pengetahuan KB meningkat, dimana pengunjung memiliki pengetahuan kurang
menjadi 15%
Tabel 3.6 Hasil Kuesioner
Akhir setelah intervensi
No
|
Penilaian
|
Range
|
Persentase (%)
|
1
2
3
|
Baik
Sedang
Kurang
|
68-100
34-67
0-33
|
75%
10%
15%
|
Total
|
100
|
2.
Diterimanya usulan penambahan tenaga dan alokasi dana khusus untuk
kegiatan sosialisasi KB oleh Kepala Puskesmas Kasih Sempurna.
3.4 Action (Perbaikan)
Kegiatan sosialisasi
tentang KB ini dapat dijadikan standarisasi untuk pelaksanaan sosialisasi di
Puskesmas Harapan Raya.
Sosialisasi dapat
dilakukan melalui tiga metode berikut ini:
1.
Komunikasi tatap muka seperti pertemuan warga (musyawarah dusun,
musyawarah desa), kunjungan rumah, kunjungan ke tempat-tempat berkumpulnya
warga, lokakarya dalam rangka CAP, rapat evaluasi.
2.
Komunikasi Massa seperti penyebarluasan leaflet, pamflet,
poster, komik, newsletter, dan pemutaran film.
3.
Pelatihan Pelaku seperti pelatihan untuk Panitia Perencana, Juru
Ukur, Pengawas Konstruksi
4.
Dilakukan kegiatan sosialisasi dalam bentuk penyuluhan baik di
Puskesmas maupun di luar Puskesmas, pemasangan poster, penyebaran folder dan
berkoordinasi dengan kepala Puskesmas dan pihak-pihak terkait untuk mendukung
kegiatan sosialisasi ini.
BAB IV
PENUTUP
—-
4.1 Simpulan
Berdasarkan wawancara,
observasi, data sekunder di Puskesmas Kasih Sempurna didapatkan beberapa
masalah berdasarkan pendekatan program yang ada, diantaranya Sosialisasi KB belum
optimal, belum optimalnya pelaksanaan ANC, Pengobatan rasional belum berjalan,
Alur rujukan ke poli gizi belum berjalan dengan baik, penyuluhan luar gedung
tidak mencapai target, angka penemuan BTA positif masih rendah, cakupan
imunisasi HB-0 masih rendah, angka kunjugan ke poli gizi masih rendah, alur
rujukan ke klinik sanitasi tidak berjalan dengan baik, kader posyandu yang
aktif masih rendah.
Berdasarkan
permasalahan yang terindentifikasi di atas, dicari prioritas masalah
berdasarkan sistem skoring dan didapatkan masalah sosialisasi KB sebagai
prioritas masalah utama.
Kegiatan sosialisasi
tentang KB di Puskesmas Kasih Sempurna masih belum optimal disebabkan oleh
berbagai faktor diantaranya adalah kurangnya tenaga dalam mensosialisasikan KB,
tidak adanya alokasi dana khusus untuk sosialisasi KB, tidak adanya pelaksanaan
penyuluhan khusus KB, tidak tersedianya media informasi mengenai KB dan masih
rendahnya pengetahuan PUS tentang manfaat KB, dimana dari angket prepenelitian
hanya 5 % yang mengetahui tentang KB.
Oleh karena itu,
dilakukan kegiatan sosialisasi dalam bentuk penyuluhan baik di Puskesmas maupun
di luar Puskesmas, pemasangan poster, penyebaran folder dan berkoordinasi
dengan kepala Puskesmas dan pihak-pihak terkait untuk mendukung kegiatan
sosialisasi ini.
—- Evaluasi keberhasilan
sosialisasi ini, dilakukan kegiatan penyebaran kuesioner, baik sebelum maupun
setelah dilakukan intervensi. Didapatkan hasil berupa peningkatan pengetahuan
PUS yang berkunjung ke Puskesmas Kasih Sempurna, dan adanya partisipasi PUS
yang mengikuti kegiatan Kontap wanita di RS PMC. Hal ini menunjukkan bahwa
kegiatan sosialisasi yang dilakukan sudah berhasil. Sehingga kegiatan
sosialisasi ini dapat dijadikan standarisasi untuk pelaksanaan kegiatan
sosialisasi berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Saifuddin (2003), Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kontrasepsi, YBPSP, Jakarta
Amiruddin (2007), Pendekatan Mutu dan Kepuasan Pelanggan dalam
Pelayanan Kesehatan
Prawirohardjo S. Keluarga Berencana Dalam Ilmu Kebidanan.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka, 1999.
Prawirohardjo S. Kontrasepsi dalam Ilmu Kandungan. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka, 1999.
VERY GOOD, TAPI KLO PDCA JADWAL GMN YA ?
BalasHapus