BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Terapi sulih hormon atau yang juga
dikenal dengan Hormone Replacement Therapy (HRT) merupakan suatu terapi
pengganti hormon seks wanita saat memasuki menopause.Menopause adalah tidak
terjadinya periode menstruasi selama 12 bulan akibat dari tidak aktifnya
folikel sel telur. Periode transisi menopause dihitung dari periode menstruasi
terakhir diikuti dengan 12 bulan periode amenorea (tidak mendapatkan siklus
haid). Menopause adalah bagian dari periode transisi perubahan masa reproduktif
ke masa tidak reproduktif.Gejala-gejala yang timbul pada saat wanita mulai
memasuki masa akan menopause adalah vasomotor dan urogenital, misalnya kering
vagina dan dispareunia. Masa sekitar 12 bulan itu dinamakan klimakterium.
Sementara sebelum benar-benar menopause, 5-10 tahun sebelumnya gejala-gejala
vasomotor dan mens yang ireguler ini sudah mulai muncul, dinamakan fase
perimenopause.Meski banyak yang berusia lebih dari 75 tahun, usia rata-rata
penderita menopause ialah 50-51 tahun. Beberapa faktor juga dapat mempercepat
terjadinya menopause, di antaranya merokok, histerektomi, carrier Fragile X,
kelainan autoimun, dan dikabarkan juga akibat tinggal di dataran tinggi.
Menopause itu sendiri terjadi secara
fisiologis akibatnya hilang atau berkurangnya sensitivitas ovarium terhadap
stimulasi gonadotropin, yang berhubungan langsung dengan penurunan dan
disfungsi folikuler. Oosit di dalam ovarium akan mengalami atresia ketika
siklus reproduksi wanita. Selain itu folikel juga mengalami penurunan kualitas
dan kuantitas folikel secara kritis setelah 20-25 tahun sesudah menarche. Itu
sebabnya pada fase perimenopause dapat terjadi siklus menstruasi yang ireguler.
Selain itu iregularitas menstruasi juga terjadi akibat fase folikuler pada fase
siklus menstruasi yang juga memendek.
Terapi sulih hormon pada dasarnya adalah
mengganti hormon estrogen endogen dalam tubuh yang mulai menurun atau
menghilang dengan pemberian hormon estrogen eksogen.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa
itu terapi hormon pengganti?
2. Bagaimana
pemberian terapi hormon pengganti?
3. Apa
efek samping dari terapi hormon pengganti?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui
tentang homon pengganti.
2. Mengetahui
pemberian terapi hormon pengganti.
3. Mengetahui
efek samping dari terapi hormon pengganti.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Menopouse dan Jenisnya
Menopause berasal dari bahasa Yunani yaitu Men Dan Pauseis yang
menggambarkan berhentinya haid. Menurut kepustakaan abad 17 dan 18, menopause
dianggap tidak berguna dan tidak menarik lagi.
Webster’s Ninth New Collgiate Dictionary mendefinisikan menopause sebagai
periode berhentinya haid secara alamiah yang biasanya terjadi antara usia 40 –
50 tahun. Menopause kadang-kadang juga dinyatakan sebagai masa berhentinya haid
sama sekali. Dapat didiagnosa setelah 1 tahun tidak mengalami menstruasi. Masa
pancaroba ini disertai dengan gejala-gejala yang khas. Pada premenopause timbul
kelainan haid, sedangkan dalam postmenopause terjadi gangguan vegetatif seperti
panas, berkeringat dan palpitari, gangguan psikis berupa labilitas emosi dan gangguan
organis yang bersifat atrofi alat kandungan dan tulang.
Menopause didefinisikan secara klinis sebagai suatu periode ketika seorang
wanita tidak lagi mengalami menstruasi karena produksi hormonnya berkurang atau
berhenti. Menopause merupakan suatu fase dalam kehidupan seorang wanita yang
ditandai dengan berhentinya masa subur.
JENIS-JENIS MENOPAUSE
Menopause dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu menopause alamiah danmenopause
prematur (dini).
1. Menopause Alamiah
Menopause ini terjadi secara bertahap, biasanya antara usia 45-55 tahun.
Menopause alamiah terjadi pada wanita yang masih mempunyai indung telur.
Durasinya sekitar 5-10 tahun. Meskipun seluruh proses itu kadang-kadang
memerlukan waktu tiga belas tahun. Selama itu menstruasi mungkin akan berhenti
beberapa bulan kemudian akan kembali lagi. Menstruasi datang secara fluktuatif.
Lamanya, intensitasnya, dan alirannya mungkin bertambah atau berkurang. Wanita
yang mengalami menopause alamiah mungkin membutuhkan perawatan atau mungkin
tidak membutuhkan perawatan apapun. Hal ini karena kesehatan mereka secara
menyeluruh cukup baik. Selain itu proses menopause berjalan sangat lambat
sehingga tubuhnya dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang
terjadi pada saat menopause.
2.
Menopause Dini
Menurut dr. ali Baziad, Sp.O.G KFFR, staf pada Bagian Obstetri dan
Ginekologi, FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta “menopause dini adalah
berhentinya haid di bawah usia 40 tahun”. Kalau wanita itu sudah berusia di
atas 40 tahun, misalnya pada usia di atas 40 tahun, misalnya usia 42 dan 43, ia
tidak dikategorikan sebagai wanita yang mengalami menopause dini. Demikian juga
pada wanita usia produktif yang tidak lagi haid karena pengangkatan rahim, ia
tidak dapat disebut sebagai penderita menopause dini. Ini disebabkan indung
telurnya masih ada dan masih memproduksi sel-sel telur serta mengeluarkan
hormon estrogen. Sementara itu, jika kedua indung telurnya di angkat, otomatis
produksi hormon estrogen terhenti pula. Otomatis tidak akan mengalami haid lagi
untuk seterusnya sehingga dapat disebut telah mengalami menopause dini.
Menopause
ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, bisa karena indung telurnya
diangkat, misalnya karena menderita kanker indung telur. Kedua, diduga karena
gaya hidup, seperti merokok, kebiasaan minum minuman beralkohol, makanan yang
tidak sehat, dan kurang berolah raga. Ketiga bisa karena pengaruh obat-obatan
seperti obat pelangsing dan jamu-jamu yang tidak jelas zat kimianya. Pada
umumnya, obat-obatan pelangsing memang mengandung zat kimia yang dapat
menghambat produksi hormon.
TAHAP- TAHAP MENOPAUSE
Pada dasarnya
menopause dibagi menjadi tiga tahap yaitu masa pramenopause, menopause dan
pasca menopause.
1.
Pramenopause
Pramenopause yaitu masa transisi antara masa ketika wanita mulai merasakan
gejala menopause (biasanya pada pertengahan atau akhir usia 40 tahun) dan pada
masa siklus haid benar-benar terhenti (rata-rata 51 tahun). Pada masa
pramenopause akan terjadi perubahan fisik yang berarti.
2.
Menopause
Masa menopause menandakan haid terakhir. Penentuan masa menopause hanya
bisa dilakukan setelah seorang wanita tidak haid lagi selama 1 tahun penuh.
3.
Pascamenopause
Masa ini adalah masa setelah haid terakhir seorang wanita. Dengan kata
lain, pascamenopause terjadi setelah masa menopause. Biasanya, keadaan fisik
dan psikologisnya sudah dapat menyesuaikan dii dengan perubahan-perubahan
hormonalnya.
4. Menopouse prekok atau
prematur
menopouse
sebelum usia 40 tahun
5.
Sindrom klimakterium
Keluhan-keluhan spesifik timbul akibat kekurangan estrogen dapat dimulai
pada masa peri menpouse berlanjut sampai beberapa pasca menopouse (<45-65thn).
6.
Andropuse
Kondisi yang terjadi pada laki-laki usia diatas 55tahun
mempunyai gejala mirip menopouse ditandai penurunan fungsi hormon testosteron.
2.2. Efek Jangka Pendek dan Panjang Menopouse
Gejala-gejala dari menopause disebabkan oleh perubahan kadar estrogen dan
progesteron. Karena fungsi ovarium berkurang, maka ovarium menghasilkan lebih
sedikit estrogen/progesteron dan tubuh memberikan reaksi. Beberapa wanita hanya
mengalami sedikit gejala, sedangkan wanita yang lain mengalami berbagai gejala
yang sifatnya ringan sampai berat. Hal ini adalah normal. Berkurangnya kadar
estrogen secara bertahap menyebabkan tubuh secara perlahan menyesuaikan diri
terhadap perubahan hormon, tetapi pada beberapa wanita penurunan kadar estrogen
ini terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan gejala-gejala yang hebat. Hal ini
sering terjadi jika menopause disebabkan oleh pengangkatan ovarium. Adapun
efek jangka pendek dan panjang yang ditimbulkan yaitu :
1. Masalah kesehatan jangka pendek pada menopouse
Ø Gangguan vasomotor
Seperti: gejala panas didada,hotflush
sering muncul pada malam hari,sukar tidur.
Ø Gangguan psikologis
Seperti: depresi,mudah tersinggung,
mudah marah, hilang rasa PD, sukar konsentrasi, menurun daya ingat hilang
gairah seksual menurun, dimensia tipe alzeimer.
2.
Masalah Kesehatan
jangka Panjang pada Menopouse
Ø Osteoporosis
Adalah penyakit yang ditandai dengan hilangnya masa tulang. Sehingga tulang mudah patah. Sepanjang
masa hidupnya perempuan akan mengalami pengurangan masa tulang sebesar 40-50%,
sedangkan laki-laki 20-30%. Pada perempuan proses pengurangan masa tulang dimulai dimulai sejak 5 tahun sebelum perempuan mengalami menopause. Akibat defisiensi
hormon estrogen terjadi percepatan osteoporosis karena kurangnya asupan kalsium
masa muda, kurangnya asupan kalsium masa muda, kurang sinar matahari,
kurang olahraga, defiensi gizi, terlalu kurus,
hipertiroid,
merokok, minum
alkohol,obat kortikosteroid.
Ø Penyakit
jantung koroner
Usia 45 tahun laki-laki mengalami
kejadian jantung koroner 5-6x lbh banyak daripada perempuan. Pada
perempuan menopouse defisiensi estrogen menyebabkan turun kadar kolesterol baik
(HDL) dan meningkatkan LDL kolesterol jahat sehingga meningkatkan kejadian
penyakit jantung koroner.Estrogen mampu mengurangiresiko penyakit sebesar 60%.
Ø Dimensia tipe Alzheimer
Penurunan kadar testosterone dan estrogen berpengaruh pada penurunan fungsi memori dan kognitif .Target
organ yang penting bagi hormon seks steroid seperti estrogen selama periode
menopouse dan klimakterium terjadi penurunan kadar hormon menyebabkan bebrapa
perubahan neuro endokrin ssp, baik struktur atau
jaringan ssp maupun kondisi unsur biokoiami otak, kelaianan berupa sulit
kosentrasi, hilangnya memori jangka pendek, sulit tidur, rasa
gelisah, depresi.
Ø Kanker Usus Besar
Dalam 20 tahun terkhir kematian akibat
kanker usus besar namun fakta menunjukan bahwa angka kejadian kanker usus besar
20%.
Ø Stroke
Stroke merupakan kondisi terhenti suplai oksigen yang
terjadi akibat sumbatan pecahnya pembuluh darah diotak sehingga meyebabkan
kerusakan pada jaringan otak.
2.3. Pengertian Terapi Hormon
Pengganti
Hormone Replacement Therapy (HRT)
atau Terapi Hormon Pengganti adalah perawatan medis yang menghilangkan
gejala-gejala padawanita selama dan setelah menopause untuk menggantikan hormon
yang kurang kadarnya karena tidak diproduksi secukupnya lagi akibat kemunduran
fungsi organ-organ endokrin hormon.
Menopause
adalah berhentinya masa haid pada wanita sehingga kemampuan untuk bereproduksi
sudah tiadak ada, hal ini ditandai dengan perubahan hormonal yang nyata pada
tubuhnya. Hal ini juga menyebabkan menurunnya jumlah hormon estrogen, dimana
hormon ini merupakan hormon yang berhubungan dengan sistem reproduksi, yang
menyebabkan wanita merasakan gejala tak enak, termasuk panas pada wajah,
vaginal kekeringan, sifat lekas marah, dan depresi. HRT secara parsial
mengembalikan keseimbangan estrogen di tubuh wanita untukmengurangi atau
mengeliminasi gejala ini. HRT dapat meringankan penderitaan tidak hanya pada
wanita dewasa yang mengalami menopause alami, tetapi juga pada wanita muda yang
mungkin mengalami menopause prematur untuk alasan medis, seperti kanker atau
sebab kelainan ovarium yang berhenti menghasilkan estrogen.
Tetapi studi medis yang sedang
berjalan telah menunjukkan bahwa menggunakan HRT, dalam jangka panjang itu tidak selalu
berguna, dan dalam beberapa peristiwa ini mungkin sebenarnya menaikkan resiko
kanker, serangan jantung, dan penyakit lain.
2.4. Manfaat Terapi
Hormon Pengganti
Terapi
penggantian hormon, salah satu perawatan yang paling sering diresepkan di
Amerika Serikat, dirancang untuk menggantikan hormon estrogen yang proses
penuaan alami. Peneliti mengembangkan konsep terapi hormon pengganti pada
pertengahan tahun 1960-an. HRT telah terbukti untuk meredakan gejala menopause
dan melindungi terhadap resiko kesehatan yang berhubungan dengan menopause.
Obat
Evista (raloxifene) adalah modulator reseptor estrogen selektif banyak
digunakan untuk mencegah dan mengobati osteoporosis. Meskipun tidak estrogen
atau hormon, itu memiliki beberapa sifat seperti estrogen, yang paling penting
yang adalah kemampuannya untuk mengurangi kehilangan tulang dan meningkatkan
kepadatan tulang (sehingga mencegah dan / atau meminimalkan osteoporosis). Ini
tidak mempengaruhi payudara dan rahim estrogen tidak jalan, sehingga tidak
menyebabkan kanker dari organ-organ, nyeri payudara, atau perdarahan vagina. Di
sisi lain tidak meredakan gejala menopause, seperti hot flashes, baik.
Terapi
hormon progesteron memang biasa diberikan untuk wanita yang mengalami keluhan
amenore. Memang terapi hormon itu dianggap aman karena pasien akan selalu
dipantau perkembangannya oleh Dokternya. Walau demikian, bukan berarti tidak
akan ada efek samping dari pemberian hormon. Adapun efek samping dari pemberian
progesteron, antara lain nafsu makan meningkat, berat badan bertambah, cepat
lelah, depresi, libido berkurang, jerawat, lama haid berkurang, nyeri kepala,
efek anabolik, perut kembung, sakit payudara, perubahan suasana hati dan
jerawat. Kenyataannya, WHO sendiri tidak menganjurkan penggunaan terapi hormon
dalam jangka waktu panjang.
2.5. Tata Cara Pemberian
Terapi Hormon Pengganti
Ada beberapa cara pemberian
HRT,tergantung kebutuhan dan keadaan pasien. Pemberian dengan estrogen murni
(Unopposed Oestrogen Therapy – ERT) disarankan hanya untuk wanita yang telah
dilakukan histerektomi. Pemberian estrogen murni pada wanita yang masih mempunyai
uterus ditakutkan dapat menimbulkan kanker endometrium.
Cara pemberian HRT berikutnya adalah
dengan kombinasi antara estrogen dan progesteron (oestrogen Combined with
Progesteron –CHRT), yang dibagi menjadi cara sekuensial (Sequentially Combined
HRT – SCHRT) dan cara kontinu (Continuosly Combined HRT – CCHRT).
Cara sekuensial (SCHRT) adalah
memberikan estrogen secara terus menerus dengan ditambah progesteron selama
10-14 hari setiap bulan, ada yang memberikan progesteron setiap tiga bulan
selama 12-14 hari. SCHRT menyebabkan perdarahan lucut (withdrawl bleeding),
yang menjadi salah satu penyebab utama rendahnya angka kepatuhan para pengguna
HRT.
Pemberian
kontinu (CCHRT) estrogen dan progesteron diberikan terus menerus bersama-sama,
tujuan utama dari cara ini agar supaya terjadi amenore, akan tetapi
kadang-kadang dapat terjadi perdarahan bercak (breakthrough bleeding), hal ini
harus diinformasikan sebagai konseling sebelum memulai HRT.
2.6. Indikasi Pemberian
Terapi Hormon Pengganti
Pemberian estrogen sebagai hormon
pengganti pada wanita menopause mempunyai keuntungan menghilangkan gejala
vasomotor, menurunkan angka kejadian penyakit kardiovaskuler, osteoporosis,
Alzheimer serta kanker colorectal. Akan tetapi disisi lain, walaupun masih
kontroversi, estrogen diduga dapat meningkatkan angka kejadian kanker payudara
ataupun endometrium. Sehingga dapat dimengerti bahwa pemakaian terapi hormon
pengganti ini belum secara luas dipergunakan oleh wanita menopause.
Pada dasarnya pemberian TSH sendiri
bertujuan untuk : Pengobatan, pengobatan ini terutama ditujukan kepada wanita
menopause yang menderita gangguan vasomotor. Pencegahan, pencegahan terutama
ditujukan untuk penyakit kardiovaskuler dan osteoporosis.Selain itu diduga pula
mencegah kanker kolorectal dan Alzheimer.
2.7. Resiko Penggunaan
Terapi Hormon Pengganti
2.7.1. Kanker payudara
Salah satu kesulitan dalam pemberian
terapi hormon pengganti adalah kekuatiran adanya efek samping berupa
peningkatan kejadian kanker payudara pada wanita yang menggunakan terapi hormon
pengganti terutama yang mempunyai riwayat kanker payudara. Hal ini didasarkan
karena estradiol merupakan salah satu faktor penting yang bertanggungjawab
terhadap tumbuh dan evolusi sel maligna dari kanker payudara. Dari beberapa
penelitian estrogen pada jaringan payudara wanita paska menopause dengan kanker
payudara, menunjukan kadar estron sulfat 15-20 kali lebih tinggi dibanding
kadarnya dalam plasma. Estron yang aktif inilah yang dapat menstimulasi sel
kanker payudara.
Walaupun beberapa penelitian telah
menyimpulkan adanya hubungan antara pemberian terapi hormon pengganti dengan
peningkatan risiko kanker payudara pada wanita postmenopause, dari 50 meta
analisa penelitian menunjukan tidak ada hubungan yang konsisten antara
penggunaan terapi hormon pengganti dan kanker payudara yang dapat
dikonfirmasikan. Hal ini dapat menunjukan tidak ada risiko atau risiko itu
sangat kecil. Walaupun demikian pada semua wanita usia menopause yang akan
menggunakan terapi hormon pengganti disarankan untuk melakukan pemeriksaan
payudara sendiri dan mammografi sebelumnya.
2.7.2 Neoplasia
endometrium
Penggunaan jangka panjang ERT
meningkatkan risiko hiperplasia endometrium dan adenocarcinoma. Saat ini
masalah itu telah dapat dipecahkan, jika seorang wanita yang masih mempunyai
uterus, menerima estrogen sebagai terapi hormon pengganti maka akan
dikombinasikan dengan progesteron. Pada wanita yang mendapatkan estrogen konjugasi
0,625 mg per hari atau ekuivalennya, maka dilanjutkan terapinya dengan 2,5-5 mg
medoxyprogesteron asetat per hari atau 5-10 mg medoxyprogesteron asetat selama
14 hari setiap bulannya , hal ini akan mencegah perkembangan hiperplasia
endometrium.
2.7.3. Penyakit
Tromboembolik
Pengunaan terapi hormon pengganti
diperkirakan akan meningkatkan secara bermakna penyakit tromboembolik dalam
jumlah yang kecil.
2.7.4. Hipertensi dan Peningkatan
berat badan
Penggunaan terapi hormon pengganti pada
beberapa percobaan tidak menemukan adanya signifikansi antara penggunaan terapi
hormon pengganti dengan terjadinya hipertensi. Dan dalam percobaan yang
dilakukan selama tiga tahun peningkatan berat badan justru terjadi pada
pengguna plasebo dibandingkan dengan pengguna aktif terapi hormon pengganti.
2.8. Efek Samping
Terapi Hormon Pengganti
Efek samping yang sering terjadi
pada penggunaan terapi sulih hormon adalah ;
1. Mual
muntah
2. Gangguan
gastrointestinal
3. Retensi
cairan tubuh
4. Breast
tenderness
5. Nyeri
kepala atau migrains
6. Penembahan
berat badan
7. Penurunan
berat badan
8. Penurunan
libido (jenis HRT tertentu)
9. Gejala
seperti premenstrual syndrome oleh karena progestinnya
10. Depresi
2.9. Petunjuk Praktis Penggunaan
Terapi Hormon Pengganti
Setiap
perempuan adalah unik. Ada yang secara alami mempunyai kadar hormon estrogen
tinggi dalam darahnya, ada pula yang rendah. Pemeriksaan kadar hormon dapat
mendeteksi masalah ini. Semua wanita yang akan menggunakan pengobatan THP
harus memahami dan mengerti bahwa pemberian THP bukan untuk memperlambat
menopause melainkan untuk mengurangi atau mencegah keluhan atau penyakit akibat
kekurangan estrogen. Adapun wanita-wanita yang direkomendasikan untuk diberi
THP adalah :
1. Semua
wanita klimaterik, tanpa kecuali yang ingin menggunakan THP untuk pencegahan (
meskipun tanpa keluhan ).
2. Semua
wanita yang memiliki resiko penyakit kardiovaskuler dan osteoporosis.
3. Semua
wanita dengan keluhan klimaterik.
Penggunaan
THP sebagai pencegahan baru akan memiliki khasiat setelah 5 tahun. Anamnesis
yang dilakukan dengan baik dapat mempermudah dalam menegakkan diagnosis,
indikasi serta dapat memberikan informasi tentang risiko dan adanya
kontraindikasi. untuk dapat menilai keluhan klimaterik dapat
digunakan Menopause Rating Scale (MRS) dari green yang biasa dikenal
dengan skala klimaterik green. Skala ini dapat mengukur 3 kelompok keluhan yaitu
:
1. Keluhan
psikologis berupa jantung berdebar, perasaan tegang atau tekanan, sulit tidur
mudah tersinggung, mudah panik, sulit berkosentrasi, mudah lelah, hilang minat
pada banyak hal, perasaan tidak bahagia dan mudah menangis.
2. Keluhan
somatik berupa perasaan pusing, badan terasa tertekan, sebagian tubuh terasa
terstusuk duri, sakit kepala, nyeri otot, atau persendian tangan atau kaki
terasa gatal, dan kesulitan bernafas.
3. Keluhan
vasomotor, berupa gejolak panas ( hot flushes ) dan berkeringat dimalam hari.
2.10. Keputusan untuk
menggunakan THP
Untuk
meningkatkan kepatuhan wanita dalam THP, mereka perlu dijelaskan tentang untung
dan ruginya, serta berikan waktu pada wanita tersebut untuk mengambil keputusan
dalam penggunaan THP. Ada beberapa hal yang harus dijelaskan dan dipantau
kepada seorang wanita sebelum diberikan THP yaitu :
1. Pemeriksaan
fisik lengkap termasuk laboratorium disamping anamnesis umum dan khusus
mengenai organ reproduksi
2. Jelaskan
efek samping dari HRT seperti perdarahan peningkatan berat badan, dan
kemungkinan terjadinya kanker payudara.
3. Jelaskan
cara pemakaian atau cara pemberian seperti tablet, krem,plester, injeksi serta
susuk.
4. Khasiat
pengobatan umumnya baru terlihat >6 bulan dan apabila belum terlihat khasiat
yang diinginkan, maka dosis obat perlu dinaikkan.
5. pada
tahp awal HRT diberrikan 5 tahun dulu dan jika dianggap perlu pengobatan dapat
dilanjutkan
6. Pemeriksaan
rutin setiap 6 bulan, dan setiap 1-2 tahun perrlu dilakukan mamografi serta pap
smear setiap 6 bulan.
2.11. Peran Bidan dalam
Terapi Hormon Pengganti
Hubungan
antara bidan dan klien dalam pemberian informasi tentang THP sangatlah penting,
karena sampai saat ini masalah menopause masih sangat kontraversi, dimana klien
masih merasa takut menggunakan pengobatan hormon. Klien mendapatkan informasi
tentang menopause dan pengobatan hormon kebanyakan dari teman, kelurga, media.
Informasi tersebut justru menambah kebingungan mereka. Informasi dari tenaga
kesehatan sangatlah mereka butuhkan dan bagi tenaga kesehatan hendaknya meluangkan
waktu untuk dapat memberikan informasi tersebut dengan benar. Peran Bidan dalam
terapi ini :
1. Memberikan
konseling kepada klien bahwa penggunaan THP selain terdapat keuntungan juga
terdapat kerugian misalnya kemungkinan terjadinya kanker payudara.
2. Memberitahukan
bahwa THP membutuhkan biaya yang besar, karena selain harganya mahal terapi ini
juga membutuhkan pengawasan dari dokter serta diperlukannya pemeriksaan rutin
selama 6 bulan dan selama 1 – 2 tahun perlu dilakukan memografi serta pap smear
setiap 6 bulan.
3. Bila
ada yang ingin menggunakan THP sarankan agar klien datang ke dokter spesialis
karena itu bukan wewenang bidan.
4. Menunjukkan
informasi tentang perkembangan terbaru mengenai THP.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Terapi sulih hormon atau yang juga
dikenal dengan Hormone Replacement Therapy (HRT) merupakan suatu terapi
pengganti hormon seks wanita saat memasuki menopause. Pada dasarnya pemberian
TSH sendiri bertujuan untuk Pengobatan,
pengobatan ini terutama ditujukan kepada wanita menopause yang menderita
gangguan vasomotor. Pencegahan,terutama ditujukan untuk penyakit kardiovaskuler
dan osteoporosis.Selain itu diduga pula mencegah kanker kolorectal dan
Alzheimer.
Terapi ini harus berlangsung
bertahun-tahun yaitu 10-15 tahun sesudah menopause bahkan ada yang mengajnurkan
seumur hidup, karena dapat disangsikan daya cegah estrogen akan menghilangkan
bila substitusinya dihentikan dan proses pengeroposan tulang yang akan
dilanjutkan.Namun ada juga beberapa resiko penggunaan terapi pengganti hormon yaitu
kanker payudara, Neoplasia
endometrium, Penyakit Tromboembolik,
Hipertensi dan peningkatan berat badan.
3.2 Saran
Dari hasil
penelitian diketahui 10% kandungan mineral pada tulang wanita tersebut telah
menurun dibanding wanita yang haidnya masih teratur, dengan demikian dianjurkan
supaya HRT sudah dimulai 4-5 tahun sebelum menopause, bila gangguan jangka
panjang seperti osteoporosis dan penyakit kardiovaskuler hendak dicegah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar