Kamis, 05 Mei 2016

MAKALAH TERAPI HORMON PENGGANTI



BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Terapi sulih hormon atau yang juga dikenal dengan Hormone Replacement Therapy (HRT) merupakan suatu terapi pengganti hormon seks wanita saat memasuki menopause.Menopause adalah tidak terjadinya periode menstruasi selama 12 bulan akibat dari tidak aktifnya folikel sel telur. Periode transisi menopause dihitung dari periode menstruasi terakhir diikuti dengan 12 bulan periode amenorea (tidak mendapatkan siklus haid). Menopause adalah bagian dari periode transisi perubahan masa reproduktif ke masa tidak reproduktif.Gejala-gejala yang timbul pada saat wanita mulai memasuki masa akan menopause adalah vasomotor dan urogenital, misalnya kering vagina dan dispareunia. Masa sekitar 12 bulan itu dinamakan klimakterium. Sementara sebelum benar-benar menopause, 5-10 tahun sebelumnya gejala-gejala vasomotor dan mens yang ireguler ini sudah mulai muncul, dinamakan fase perimenopause.Meski banyak yang berusia lebih dari 75 tahun, usia rata-rata penderita menopause ialah 50-51 tahun. Beberapa faktor juga dapat mempercepat terjadinya menopause, di antaranya merokok, histerektomi, carrier Fragile X, kelainan autoimun, dan dikabarkan juga akibat tinggal di dataran tinggi.
Menopause itu sendiri terjadi secara fisiologis akibatnya hilang atau berkurangnya sensitivitas ovarium terhadap stimulasi gonadotropin, yang berhubungan langsung dengan penurunan dan disfungsi folikuler. Oosit di dalam ovarium akan mengalami atresia ketika siklus reproduksi wanita. Selain itu folikel juga mengalami penurunan kualitas dan kuantitas folikel secara kritis setelah 20-25 tahun sesudah menarche. Itu sebabnya pada fase perimenopause dapat terjadi siklus menstruasi yang ireguler. Selain itu iregularitas menstruasi juga terjadi akibat fase folikuler pada fase siklus menstruasi yang juga memendek.
Terapi sulih hormon pada dasarnya adalah mengganti hormon estrogen endogen dalam tubuh yang mulai menurun atau menghilang dengan pemberian hormon estrogen eksogen.
1.2. Rumusan Masalah
1.      Apa itu terapi hormon pengganti?
2.      Bagaimana pemberian terapi hormon pengganti?
3.      Apa efek samping dari terapi hormon pengganti?
1.3. Tujuan
1.      Mengetahui tentang homon pengganti.
2.      Mengetahui pemberian terapi hormon pengganti.
3.      Mengetahui efek samping dari terapi hormon pengganti.













BAB II
PEMBAHASAN
2.1.  Menopouse dan Jenisnya
Menopause berasal dari bahasa Yunani yaitu Men Dan Pauseis yang menggambarkan berhentinya haid. Menurut kepustakaan abad 17 dan 18, menopause dianggap tidak berguna dan tidak menarik lagi.
Webster’s Ninth New Collgiate Dictionary mendefinisikan menopause sebagai periode berhentinya haid secara alamiah yang biasanya terjadi antara usia 40 – 50 tahun. Menopause kadang-kadang juga dinyatakan sebagai masa berhentinya haid sama sekali. Dapat didiagnosa setelah 1 tahun tidak mengalami menstruasi. Masa pancaroba ini disertai dengan gejala-gejala yang khas. Pada premenopause timbul kelainan haid, sedangkan dalam postmenopause terjadi gangguan vegetatif seperti panas, berkeringat dan palpitari, gangguan psikis berupa labilitas emosi dan gangguan organis yang bersifat atrofi alat kandungan dan tulang.
Menopause didefinisikan secara klinis sebagai suatu periode ketika seorang wanita tidak lagi mengalami menstruasi karena produksi hormonnya berkurang atau berhenti. Menopause merupakan suatu fase dalam kehidupan seorang wanita yang ditandai dengan berhentinya masa subur.
JENIS-JENIS MENOPAUSE
Menopause dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu menopause alamiah danmenopause prematur (dini).
1.      Menopause Alamiah
Menopause ini terjadi secara bertahap, biasanya antara usia 45-55 tahun. Menopause alamiah terjadi pada wanita yang masih mempunyai indung telur. Durasinya sekitar 5-10 tahun. Meskipun seluruh proses itu kadang-kadang memerlukan waktu tiga belas tahun. Selama itu menstruasi mungkin akan berhenti beberapa bulan kemudian akan kembali lagi. Menstruasi datang secara fluktuatif. Lamanya, intensitasnya, dan alirannya mungkin bertambah atau berkurang. Wanita yang mengalami menopause alamiah mungkin membutuhkan perawatan atau mungkin tidak membutuhkan perawatan apapun. Hal ini karena kesehatan mereka secara menyeluruh cukup baik. Selain itu proses menopause berjalan sangat lambat sehingga tubuhnya dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada saat menopause.
2.      Menopause Dini
Menurut dr. ali Baziad, Sp.O.G KFFR, staf pada Bagian Obstetri dan Ginekologi, FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta “menopause dini adalah berhentinya haid di bawah usia 40 tahun”. Kalau wanita itu sudah berusia di atas 40 tahun, misalnya pada usia di atas 40 tahun, misalnya usia 42 dan 43, ia tidak dikategorikan sebagai wanita yang mengalami menopause dini. Demikian juga pada wanita usia produktif yang tidak lagi haid karena pengangkatan rahim, ia tidak dapat disebut sebagai penderita menopause dini. Ini disebabkan indung telurnya masih ada dan masih memproduksi sel-sel telur serta mengeluarkan hormon estrogen. Sementara itu, jika kedua indung telurnya di angkat, otomatis produksi hormon estrogen terhenti pula. Otomatis tidak akan mengalami haid lagi untuk seterusnya sehingga dapat disebut telah mengalami menopause dini.
            Menopause ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, bisa karena indung telurnya diangkat, misalnya karena menderita kanker indung telur. Kedua, diduga karena gaya hidup, seperti merokok, kebiasaan minum minuman beralkohol, makanan yang tidak sehat, dan kurang berolah raga. Ketiga bisa karena pengaruh obat-obatan seperti obat pelangsing dan jamu-jamu yang tidak jelas zat kimianya. Pada umumnya, obat-obatan pelangsing memang mengandung zat kimia yang dapat menghambat produksi hormon.
TAHAP- TAHAP MENOPAUSE
Pada dasarnya menopause dibagi menjadi tiga tahap yaitu masa pramenopause, menopause dan pasca menopause.
1.      Pramenopause
Pramenopause yaitu masa transisi antara masa ketika wanita mulai merasakan gejala menopause (biasanya pada pertengahan atau akhir usia 40 tahun) dan pada masa siklus haid benar-benar terhenti (rata-rata 51 tahun). Pada masa pramenopause akan terjadi perubahan fisik yang berarti.
2.      Menopause
Masa menopause menandakan haid terakhir. Penentuan masa menopause hanya bisa dilakukan setelah seorang wanita tidak haid lagi selama 1 tahun penuh.
3.      Pascamenopause
Masa ini adalah masa setelah haid terakhir seorang wanita. Dengan kata lain, pascamenopause terjadi setelah masa menopause. Biasanya, keadaan fisik dan psikologisnya sudah dapat menyesuaikan dii dengan perubahan-perubahan hormonalnya.
4.      Menopouse prekok atau prematur
menopouse sebelum usia 40 tahun
5.      Sindrom klimakterium
Keluhan-keluhan spesifik timbul akibat kekurangan estrogen dapat dimulai pada masa peri menpouse berlanjut sampai beberapa pasca menopouse (<45-65thn).
6.      Andropuse
Kondisi yang terjadi pada laki-laki usia diatas 55tahun mempunyai gejala mirip menopouse ditandai penurunan fungsi hormon testosteron.
2.2. Efek Jangka Pendek dan Panjang Menopouse
Gejala-gejala dari menopause disebabkan oleh perubahan kadar estrogen dan progesteron. Karena fungsi ovarium berkurang, maka ovarium menghasilkan lebih sedikit estrogen/progesteron dan tubuh memberikan reaksi. Beberapa wanita hanya mengalami sedikit gejala, sedangkan wanita yang lain mengalami berbagai gejala yang sifatnya ringan sampai berat. Hal ini adalah normal. Berkurangnya kadar estrogen secara bertahap menyebabkan tubuh secara perlahan menyesuaikan diri terhadap perubahan hormon, tetapi pada beberapa wanita penurunan kadar estrogen ini terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan gejala-gejala yang hebat. Hal ini sering terjadi jika menopause disebabkan oleh pengangkatan ovarium. Adapun efek jangka pendek dan panjang yang ditimbulkan yaitu :

1.    Masalah kesehatan jangka pendek pada menopouse
Ø Gangguan vasomotor
Seperti: gejala panas didada,hotflush sering muncul pada malam hari,sukar tidur.
Ø Gangguan psikologis
Seperti: depresi,mudah tersinggung, mudah marah, hilang rasa PD, sukar konsentrasi, menurun daya ingat hilang gairah seksual menurun, dimensia tipe alzeimer.
2.    Masalah Kesehatan jangka Panjang pada Menopouse
Ø  Osteoporosis
Adalah penyakit yang ditandai dengan hilangnya masa tulang. Sehingga tulang mudah patah. Sepanjang masa hidupnya perempuan akan mengalami pengurangan masa tulang sebesar 40-50%, sedangkan laki-laki 20-30%. Pada perempuan proses pengurangan masa tulang dimulai dimulai sejak 5 tahun sebelum perempuan mengalami menopause. Akibat defisiensi hormon estrogen terjadi percepatan osteoporosis karena kurangnya asupan kalsium masa muda, kurangnya asupan kalsium masa muda, kurang sinar matahari, kurang olahraga, defiensi gizi, terlalu kurus, hipertiroid, merokok, minum alkohol,obat kortikosteroid.
Ø  Penyakit jantung koroner
Usia 45 tahun laki-laki mengalami kejadian jantung koroner 5-6x lbh banyak daripada perempuan. Pada perempuan menopouse defisiensi estrogen menyebabkan turun kadar kolesterol baik (HDL) dan meningkatkan LDL kolesterol jahat sehingga meningkatkan kejadian penyakit jantung koroner.Estrogen mampu mengurangiresiko penyakit sebesar 60%.
Ø  Dimensia tipe Alzheimer
Penurunan kadar testosterone dan estrogen berpengaruh pada penurunan fungsi memori dan kognitif .Target organ yang penting bagi hormon seks steroid seperti estrogen selama periode menopouse dan klimakterium terjadi penurunan kadar hormon menyebabkan bebrapa perubahan neuro endokrin ssp, baik struktur atau jaringan ssp maupun kondisi unsur biokoiami otak, kelaianan berupa sulit kosentrasi, hilangnya memori jangka pendek, sulit tidur, rasa gelisah, depresi.
Ø  Kanker  Usus Besar
Dalam 20 tahun terkhir kematian akibat kanker usus besar namun fakta menunjukan bahwa angka kejadian kanker usus besar 20%.
Ø  Stroke
Stroke merupakan kondisi terhenti suplai oksigen yang terjadi akibat sumbatan pecahnya pembuluh darah diotak sehingga meyebabkan kerusakan pada jaringan otak.
2.3. Pengertian Terapi Hormon Pengganti
            Hormone Replacement Therapy (HRT) atau Terapi Hormon Pengganti adalah perawatan medis yang menghilangkan gejala-gejala padawanita selama dan setelah menopause untuk menggantikan hormon yang kurang kadarnya karena tidak diproduksi secukupnya lagi akibat kemunduran fungsi organ-organ endokrin hormon.
Menopause adalah berhentinya masa haid pada wanita sehingga kemampuan untuk bereproduksi sudah tiadak ada, hal ini ditandai dengan perubahan hormonal yang nyata pada tubuhnya. Hal ini juga menyebabkan menurunnya jumlah hormon estrogen, dimana hormon ini merupakan hormon yang berhubungan dengan sistem reproduksi, yang menyebabkan wanita merasakan gejala tak enak, termasuk panas pada wajah, vaginal kekeringan, sifat lekas marah, dan depresi. HRT secara parsial mengembalikan keseimbangan estrogen di tubuh wanita untukmengurangi atau mengeliminasi gejala ini. HRT dapat meringankan penderitaan tidak hanya pada wanita dewasa yang mengalami menopause alami, tetapi juga pada wanita muda yang mungkin mengalami menopause prematur untuk alasan medis, seperti kanker atau sebab kelainan ovarium yang berhenti menghasilkan estrogen.
            Tetapi studi medis yang sedang berjalan telah menunjukkan bahwa menggunakan HRT,  dalam jangka panjang itu tidak selalu berguna, dan dalam beberapa peristiwa ini mungkin sebenarnya menaikkan resiko kanker, serangan jantung, dan penyakit lain.
2.4. Manfaat Terapi Hormon Pengganti
Terapi penggantian hormon, salah satu perawatan yang paling sering diresepkan di Amerika Serikat, dirancang untuk menggantikan hormon estrogen yang proses penuaan alami. Peneliti mengembangkan konsep terapi hormon pengganti pada pertengahan tahun 1960-an. HRT telah terbukti untuk meredakan gejala menopause dan melindungi terhadap resiko kesehatan yang berhubungan dengan menopause.
Obat Evista (raloxifene) adalah modulator reseptor estrogen selektif banyak digunakan untuk mencegah dan mengobati osteoporosis. Meskipun tidak estrogen atau hormon, itu memiliki beberapa sifat seperti estrogen, yang paling penting yang adalah kemampuannya untuk mengurangi kehilangan tulang dan meningkatkan kepadatan tulang (sehingga mencegah dan / atau meminimalkan osteoporosis). Ini tidak mempengaruhi payudara dan rahim estrogen tidak jalan, sehingga tidak menyebabkan kanker dari organ-organ, nyeri payudara, atau perdarahan vagina. Di sisi lain tidak meredakan gejala menopause, seperti hot flashes, baik.
Terapi hormon progesteron memang biasa diberikan untuk wanita yang mengalami keluhan amenore. Memang terapi hormon itu dianggap aman karena pasien akan selalu dipantau perkembangannya oleh Dokternya. Walau demikian, bukan berarti tidak akan ada efek samping dari pemberian hormon. Adapun efek samping dari pemberian progesteron, antara lain nafsu makan meningkat, berat badan bertambah, cepat lelah, depresi, libido berkurang, jerawat, lama haid berkurang, nyeri kepala, efek anabolik, perut kembung, sakit payudara, perubahan suasana hati dan jerawat. Kenyataannya, WHO sendiri tidak menganjurkan penggunaan terapi hormon dalam jangka waktu panjang.
2.5. Tata Cara Pemberian Terapi Hormon Pengganti
            Ada beberapa cara pemberian HRT,tergantung kebutuhan dan keadaan pasien. Pemberian dengan estrogen murni (Unopposed Oestrogen Therapy – ERT) disarankan hanya untuk wanita yang telah dilakukan histerektomi. Pemberian estrogen murni pada wanita yang masih mempunyai uterus ditakutkan dapat menimbulkan kanker endometrium.
            Cara pemberian HRT berikutnya adalah dengan kombinasi antara estrogen dan progesteron (oestrogen Combined with Progesteron –CHRT), yang dibagi menjadi cara sekuensial (Sequentially Combined HRT – SCHRT) dan cara kontinu (Continuosly Combined HRT – CCHRT).
            Cara sekuensial (SCHRT) adalah memberikan estrogen secara terus menerus dengan ditambah progesteron selama 10-14 hari setiap bulan, ada yang memberikan progesteron setiap tiga bulan selama 12-14 hari. SCHRT menyebabkan perdarahan lucut (withdrawl bleeding), yang menjadi salah satu penyebab utama rendahnya angka kepatuhan para pengguna HRT.
Pemberian kontinu (CCHRT) estrogen dan progesteron diberikan terus menerus bersama-sama, tujuan utama dari cara ini agar supaya terjadi amenore, akan tetapi kadang-kadang dapat terjadi perdarahan bercak (breakthrough bleeding), hal ini harus diinformasikan sebagai konseling sebelum memulai HRT.
2.6. Indikasi Pemberian Terapi Hormon Pengganti
            Pemberian estrogen sebagai hormon pengganti pada wanita menopause mempunyai keuntungan menghilangkan gejala vasomotor, menurunkan angka kejadian penyakit kardiovaskuler, osteoporosis, Alzheimer serta kanker colorectal. Akan tetapi disisi lain, walaupun masih kontroversi, estrogen diduga dapat meningkatkan angka kejadian kanker payudara ataupun endometrium. Sehingga dapat dimengerti bahwa pemakaian terapi hormon pengganti ini belum secara luas dipergunakan oleh wanita menopause.
            Pada dasarnya pemberian TSH sendiri bertujuan untuk : Pengobatan, pengobatan ini terutama ditujukan kepada wanita menopause yang menderita gangguan vasomotor. Pencegahan, pencegahan terutama ditujukan untuk penyakit kardiovaskuler dan osteoporosis.Selain itu diduga pula mencegah kanker kolorectal dan Alzheimer.
2.7. Resiko Penggunaan Terapi Hormon Pengganti
2.7.1. Kanker payudara
Salah satu kesulitan dalam pemberian terapi hormon pengganti adalah kekuatiran adanya efek samping berupa peningkatan kejadian kanker payudara pada wanita yang menggunakan terapi hormon pengganti terutama yang mempunyai riwayat kanker payudara. Hal ini didasarkan karena estradiol merupakan salah satu faktor penting yang bertanggungjawab terhadap tumbuh dan evolusi sel maligna dari kanker payudara. Dari beberapa penelitian estrogen pada jaringan payudara wanita paska menopause dengan kanker payudara, menunjukan kadar estron sulfat 15-20 kali lebih tinggi dibanding kadarnya dalam plasma. Estron yang aktif inilah yang dapat menstimulasi sel kanker payudara.
Walaupun beberapa penelitian telah menyimpulkan adanya hubungan antara pemberian terapi hormon pengganti dengan peningkatan risiko kanker payudara pada wanita postmenopause, dari 50 meta analisa penelitian menunjukan tidak ada hubungan yang konsisten antara penggunaan terapi hormon pengganti dan kanker payudara yang dapat dikonfirmasikan. Hal ini dapat menunjukan tidak ada risiko atau risiko itu sangat kecil. Walaupun demikian pada semua wanita usia menopause yang akan menggunakan terapi hormon pengganti disarankan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri dan mammografi sebelumnya.
2.7.2 Neoplasia endometrium
Penggunaan jangka panjang ERT meningkatkan risiko hiperplasia endometrium dan adenocarcinoma. Saat ini masalah itu telah dapat dipecahkan, jika seorang wanita yang masih mempunyai uterus, menerima estrogen sebagai terapi hormon pengganti maka akan dikombinasikan dengan progesteron. Pada wanita yang mendapatkan estrogen konjugasi 0,625 mg per hari atau ekuivalennya, maka dilanjutkan terapinya dengan 2,5-5 mg medoxyprogesteron asetat per hari atau 5-10 mg medoxyprogesteron asetat selama 14 hari setiap bulannya , hal ini akan mencegah perkembangan hiperplasia endometrium.
2.7.3. Penyakit Tromboembolik
Pengunaan terapi hormon pengganti diperkirakan akan meningkatkan secara bermakna penyakit tromboembolik dalam jumlah yang kecil.
2.7.4. Hipertensi dan Peningkatan berat badan
Penggunaan terapi hormon pengganti pada beberapa percobaan tidak menemukan adanya signifikansi antara penggunaan terapi hormon pengganti dengan terjadinya hipertensi. Dan dalam percobaan yang dilakukan selama tiga tahun peningkatan berat badan justru terjadi pada pengguna plasebo dibandingkan dengan pengguna aktif terapi hormon pengganti.
2.8. Efek Samping Terapi Hormon Pengganti
            Efek samping yang sering terjadi pada penggunaan terapi sulih hormon adalah ;
1.      Mual muntah
2.      Gangguan gastrointestinal
3.      Retensi cairan tubuh
4.      Breast tenderness
5.      Nyeri kepala atau migrains
6.      Penembahan berat badan
7.      Penurunan berat badan
8.      Penurunan libido (jenis HRT tertentu)
9.      Gejala seperti premenstrual syndrome oleh karena progestinnya
10.  Depresi
11.  Perdarahan bercak
2.9. Petunjuk Praktis Penggunaan Terapi Hormon Pengganti
Setiap perempuan adalah unik. Ada yang secara alami mempunyai kadar hormon estrogen tinggi dalam darahnya, ada pula yang rendah. Pemeriksaan kadar hormon dapat mendeteksi masalah ini. Semua wanita yang akan menggunakan pengobatan THP harus memahami dan mengerti bahwa pemberian THP bukan untuk memperlambat menopause melainkan untuk mengurangi atau mencegah keluhan atau penyakit akibat kekurangan estrogen. Adapun wanita-wanita yang direkomendasikan untuk diberi THP adalah :
1.      Semua wanita klimaterik, tanpa kecuali yang ingin menggunakan THP untuk pencegahan ( meskipun tanpa keluhan ).
2.      Semua wanita yang memiliki resiko penyakit kardiovaskuler dan osteoporosis.
3.      Semua wanita dengan keluhan klimaterik.
Penggunaan THP sebagai pencegahan baru akan memiliki khasiat setelah 5 tahun. Anamnesis yang dilakukan dengan baik dapat mempermudah dalam menegakkan diagnosis, indikasi serta dapat memberikan informasi tentang risiko dan adanya kontraindikasi. untuk dapat menilai keluhan klimaterik dapat digunakan Menopause Rating Scale (MRS) dari green yang biasa dikenal dengan skala klimaterik green. Skala ini dapat mengukur 3 kelompok keluhan yaitu :
1.      Keluhan psikologis berupa jantung berdebar, perasaan tegang atau tekanan, sulit tidur mudah tersinggung, mudah panik, sulit berkosentrasi, mudah lelah, hilang minat pada banyak hal, perasaan tidak bahagia dan mudah menangis.
2.      Keluhan somatik berupa perasaan pusing, badan terasa tertekan, sebagian tubuh terasa terstusuk duri, sakit kepala, nyeri otot, atau persendian tangan atau kaki terasa gatal, dan kesulitan bernafas.
3.      Keluhan vasomotor, berupa gejolak panas ( hot flushes ) dan berkeringat dimalam hari.
2.10. Keputusan untuk menggunakan THP
Untuk meningkatkan kepatuhan wanita dalam THP, mereka perlu dijelaskan tentang untung dan ruginya, serta berikan waktu pada wanita tersebut untuk mengambil keputusan dalam penggunaan THP. Ada beberapa hal yang harus dijelaskan dan dipantau kepada seorang wanita sebelum diberikan THP yaitu :
1.      Pemeriksaan fisik lengkap termasuk laboratorium disamping anamnesis umum dan khusus mengenai organ reproduksi
2.      Jelaskan efek samping dari HRT seperti perdarahan peningkatan berat badan, dan kemungkinan terjadinya kanker payudara.
3.      Jelaskan cara pemakaian atau cara pemberian seperti tablet, krem,plester, injeksi serta susuk.
4.      Khasiat pengobatan umumnya baru terlihat >6 bulan dan apabila belum terlihat khasiat yang diinginkan, maka dosis obat perlu dinaikkan.
5.      pada tahp awal HRT diberrikan 5 tahun dulu dan jika dianggap perlu pengobatan dapat dilanjutkan
6.      Pemeriksaan rutin setiap 6 bulan, dan setiap 1-2 tahun perrlu dilakukan mamografi serta pap smear setiap 6 bulan.




2.11. Peran Bidan dalam Terapi Hormon Pengganti
Hubungan antara bidan dan klien dalam pemberian informasi tentang THP sangatlah penting, karena sampai saat ini masalah menopause masih sangat kontraversi, dimana klien masih merasa takut menggunakan pengobatan hormon. Klien mendapatkan informasi tentang menopause dan pengobatan hormon kebanyakan dari teman, kelurga, media. Informasi tersebut justru menambah kebingungan mereka. Informasi dari tenaga kesehatan sangatlah mereka butuhkan dan bagi tenaga kesehatan hendaknya meluangkan waktu untuk dapat memberikan informasi tersebut dengan benar. Peran Bidan dalam terapi ini :
1.      Memberikan konseling kepada klien bahwa penggunaan THP selain terdapat keuntungan juga terdapat kerugian misalnya kemungkinan terjadinya kanker payudara.
2.      Memberitahukan bahwa THP membutuhkan biaya yang besar, karena selain harganya mahal terapi ini juga membutuhkan pengawasan dari dokter serta diperlukannya pemeriksaan rutin selama 6 bulan dan selama 1 – 2 tahun perlu dilakukan memografi serta pap smear setiap 6 bulan.
3.      Bila ada yang ingin menggunakan THP sarankan agar klien datang ke dokter spesialis karena itu bukan wewenang bidan.
4.      Menunjukkan informasi tentang  perkembangan terbaru mengenai THP. 








BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Terapi sulih hormon atau yang juga dikenal dengan Hormone Replacement Therapy (HRT) merupakan suatu terapi pengganti hormon seks wanita saat memasuki menopause. Pada dasarnya pemberian TSH sendiri bertujuan untuk  Pengobatan, pengobatan ini terutama ditujukan kepada wanita menopause yang menderita gangguan vasomotor. Pencegahan,terutama ditujukan untuk penyakit kardiovaskuler dan osteoporosis.Selain itu diduga pula mencegah kanker kolorectal dan Alzheimer.
Terapi ini harus berlangsung bertahun-tahun yaitu 10-15 tahun sesudah menopause bahkan ada yang mengajnurkan seumur hidup, karena dapat disangsikan daya cegah estrogen akan menghilangkan bila substitusinya dihentikan dan proses pengeroposan tulang yang akan dilanjutkan.Namun ada juga beberapa resiko penggunaan terapi pengganti hormon yaitu kanker payudara, Neoplasia endometrium, Penyakit Tromboembolik, Hipertensi dan peningkatan berat badan.
3.2 Saran
Dari hasil penelitian diketahui 10% kandungan mineral pada tulang wanita tersebut telah menurun dibanding wanita yang haidnya masih teratur, dengan demikian dianjurkan supaya HRT sudah dimulai 4-5 tahun sebelum menopause, bila gangguan jangka panjang seperti osteoporosis dan penyakit kardiovaskuler hendak dicegah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar